Bank Negara Malaysia Pangkas Proyeksi Ekonomi 2025 Imbas Tarif Trump


Bank Sentral Malaysia, Bank Negara Malaysia (BNM) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia untuk tahun 2025 akibat dampak kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
BNM kini memperkirakan ekonomi Malaysia hanya akan tumbuh di kisaran 4% hingga 4,8%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni 4,5% hingga 5,5%.
"Proyeksi pertumbuhan terbaru ini mempertimbangkan berbagai skenario tarif, mulai dari berlanjutnya tarif tinggi hingga kemungkinan tercapainya hasil negosiasi dagang yang lebih menguntungkan," tulis Bank Negara dalam pernyataan resmi, dikutip dari The Straits Times, Senin (28/7).
Selain pertumbuhan ekonomi, BNM juga menurunkan proyeksi inflasi untuk tahun ini menjadi 1,5% hingga 2,3%, dari sebelumnya 2% hingga 3,5%. Penyesuaian ini mencerminkan moderasi dalam tekanan biaya dan permintaan.
Meski demikian, BNM menyatakan masih ada faktor positif yang bisa mendongkrak ekspor dan pertumbuhan ekonomi Malaysia, seperti keberlanjutan permintaan terhadap produk elektronik, aktivitas pariwisata yang kuat, dan kebijakan pro-pertumbuhan dari negara-negara mitra dagang utama.
Revisi ini dilakukan di tengah upaya Malaysia untuk menurunkan tarif impor dari AS yang sebelumnya dinaikkan Trump menjadi 25%. Pemerintah Malaysia menargetkan agar tarif tersebut dapat ditekan di bawah 20%.
Negosiasi dengan AS masih berlangsung dan dijadwalkan rampung paling lambat 1 Agustus 2025. Pemerintah Malaysia juga menyatakan optimisme terhadap hasil akhir kesepakatan tersebut.