Danantara Jajaki Kerja Sama Pembiayaan Mineral Kritis dengan DFC AS

Ferrika Lukmana Sari
25 Juli 2025, 11:42
Danantara
Kemenko Perekonomian
Menko Airlangga Hartanto
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi Danantara tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga keuangan pembangunan milik pemerintah Amerika Serikat, U.S. International Development Finance Corporation (DFC). Kerja sama ini difokuskan pada pembiayaan investasi di sektor mineral kritis dan energi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pembicaraan antara Danantara dan DFC merupakan bagian dari upaya memperkuat ekosistem investasi Indonesia, khususnya di sektor strategis.

"Sudah ada pembicaraan antara Danantara dengan DFC untuk membiayai investasi ekosistem di bidang mineral kritis. Artinya, Indonesia terbuka terhadap investasi dari manapun, termasuk dari Amerika Serikat," ujar Airlangga dalam konferensi pers Joint Statement Indonesia-AS di Jakarta, Kamis (24/7).

Menurut Airlangga, inisiatif kerja sama dengan AS sejalan dengan visi keterbukaan Indonesia terhadap mitra global. Ia mencontohkan kerja sama serupa yang telah dilakukan dengan Uni Eropa melalui perusahaan Prancis Eramet.

"Itu juga yang diminta oleh Uni Eropa, di mana mereka mendapat akses melalui perusahaan milik pemerintah Prancis, seperti Eramet. Sama halnya dengan Amerika melalui Freeport," katanya.

Bahas Peluang Pendanaan Berkelanjutan

Langkah konkret menuju kolaborasi ini sudah dimulai lewat pertemuan antara CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, dan Chief of Staff and Head of Investments USDFC, Conor Coleman, di Kedutaan Besar RI di Washington D.C., pada 14 Mei 2025.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas peluang pendanaan berkelanjutan untuk proyek-proyek prioritas Indonesia, terutama di sektor transisi energi dan transformasi digital.

DFC menyatakan minatnya mendukung pembiayaan inovatif yang berdampak langsung pada pembangunan berkelanjutan.

"Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi hijau dan digital. Kemitraan yang solid akan membuka peluang lebih luas bagi skema pembiayaan inovatif," ujar Coleman.

Sebelumnya, pada 5 Mei 2025, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir juga bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan mantan Menkeu AS Steven Mnuchin di sela agenda Milken Institute Global Conference di Los Angeles.

Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan keyakinan bahwa penguatan hubungan Indonesia-AS dapat dilakukan melalui peningkatan investasi di sektor-sektor strategis seperti ketahanan energi, hulu-hilir energi, serta infrastruktur digital.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...