Pejabat Cina dan AS Bakal Bertemu di London, Perang Dagang Bakal Mereda?

Agustiyanti
9 Juni 2025, 21:37
amerika, cina, perang dagang
Dilok Klaisataporn/123RF.com
Pejabat AS dan Cina dijadwalkan bertemu di Lancaster House yang megah untuk mencoba kembali pada kesepakatan awal yang dicapai bulan lalu di Jenewa.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pejabat tinggi Amerika Serikat dan Cina dijadwalkan bertemu di London pada Senin (9/6) waktu setempat untuk melakukan pembicaraan demi meredakan sengketa perdagangan antara kedua negara yang tengah memanas. 

Mengutip Reuters, pejabat dari kedua negara adikuasa itu dijadwalkan bertemu di Lancaster House yang megah untuk mencoba kembali pada kesepakatan awal yang dicapai bulan lalu di Jenewa. Kesepakatan itu sebelumnya  sempat menurunkan suhu antara Washington dan Beijing.

Pembicaraan, yang dapat berlangsung hingga Selasa, terjadi pada saat yang krusial bagi kedua ekonomi terbesar dunia ini. Pertumbuhan ekspor Cina melambat ke level terendah dalam tiga bulan pada Mei, deflasi harga produsen semakin dalam ke level terburuknya dalam dua tahun.

Di AS, perang dagang telah memberikan dampak besar pada kepercayaan bisnis dan rumah tangga, dan produk domestik bruto kuartal pertama mengalami kontraksi karena lonjakan impor yang memecahkan rekor karena warga Amerika melakukan pembelian lebih awal untuk mengalahkan kenaikan harga yang diantisipasi.

Namun untuk saat ini, dampak pada inflasi telah diredam, dan pasar kerja tetap cukup tangguh meski para ekonom memperkirakan keretakan akan menjadi lebih jelas selama musim panas.

Adapun pembicaraan di London akan dihadiri Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dan kontingen Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

Di Jenewa, kedua pihak sepakat untuk mengurangi pajak impor yang tinggi atas barang masing-masing yang berdampak pada penerapan embargo perdagangan antara ekonomi nomor 1 dan 2 dunia, tetapi pejabat AS dalam beberapa minggu terakhir menuduh Cina lamban dalam memenuhi komitmennya, khususnya terkait pengiriman tanah jarang.

Diikutsertakannya Lutnick, yang lembaganya mengawasi kontrol ekspor untuk AS, merupakan salah satu indikasi betapa pentingnya logam tanah jarang. Ia tidak menghadiri pembicaraan Jenewa, di mana kedua negara mencapai kesepakatan 90 hari untuk mencabut sebagian tarif tiga digit yang telah mereka tetapkan satu sama lain.

Pertemuan putaran kedua terjadi empat hari setelah Trump dan pemimpin Cina Xi Jinping berbicara melalui telepon, interaksi langsung pertama mereka sejak pelantikan Trump pada 20 Januari.

Menurut pernyataan pemerintah Cina, Xi dalam sambungan telepon dengan Trump meminta AS untuk mundur dari langkah-langkah perdagangan yang mengguncang ekonomi global dan memperingatkannya agar tidak mengancam Taiwan.

Namun, Trump mengatakan di media sosial bahwa pembicaraan yang difokuskan terutama pada perdagangan menghasilkan kesimpulan yang sangat positif,  yang menjadi latar belakang pertemuan hari Senin di London.

Keesokan harinya, Trump mengatakan Xi telah setuju untuk melanjutkan pengiriman mineral tanah jarang dan magnet ke AS. Keputusan Tiongkok pada April untuk menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting telah mengacaukan rantai pasokan yang penting bagi produsen mobil, produsen kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer di seluruh dunia.

"Kami ingin Tiongkok dan Amerika Serikat terus melangkah maju dengan perjanjian yang disepakati di Jenewa," kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada program Fox News "Sunday Morning Futures" pada hari Minggu.

Leavitt mengatakan, pemerintah AS telah memantau kepatuhan Cina terhadap kesepakatan mereka, dan berharap segera mengadakan pembicaraan perdagangan yang lebih komprehensif. 

Kesepakatan awal di Jenewa memicu reli di pasar saham global. Indeks S&P 500 (.SPX), yang pada titik terendahnya di awal April turun hampir 18%,kini hanya sekitar 2% di bawah rekor tertingginya sejak pertengahan Februari. Sepertiga terakhir dari reli tersebut menyusul gencatan senjata AS-Tiongkok yang dicapai di Jenewa.

Namun, kesepakatan sementara itu tidak mengatasi masalah yang lebih luas yang membebani hubungan bilateral, mulai dari perdagangan fentanil ilegal, status Taiwan, hingga keluhan AS tentang model ekonomi Tiongkok yang didominasi negara dan didorong oleh ekspor.

Meskipun pemerintah Inggris akan menyediakan tempat untuk diskusi hari Senin, Inggris tidak akan menjadi pihak dalam diskusi tersebut tetapi akan mengadakan pembicaraan terpisah di akhir minggu dengan delegasi Cina.

Dolar merosot terhadap semua mata uang utama pada Senin (9/7) karena investor menunggu kabar terbaru, sedangkan harga minyak tak banyak berubah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...