Moody's Turunkan Peringkat Kredit AS karena Membengkaknya Utang

Ameidyo Daud Nasution
18 Mei 2025, 09:54
utang, moody's, amerika serikat
ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott/HP/dj
Erin Scott Kawanan burung terbang diatas Gedung Putih saat senja, sehari setelah kemenangan mantan Wakil Presiden Joe Biden pada pemilihan presiden AS 2020, di Washington, Amerika Serikat, Minggu (8/11/2020).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) sebesar satu tingkat menjadi "Aa1" pada Jumat (16/5). Penurunan ini karena kekhawatiran utang yang bertambah menjadi US $36 triliun.

Tak hanya itu, Moody's juga mengubah prospek AS dari "stabil" menjadi "negatif". Pemangkasan itu karena defisit fiskal yang lebih besazr dan pembayaran bunga utang yang lebih tinggi.

"Pemerintahan dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyetujui langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga," kata Moody's dikutip dari Reuters.

Sejak kembali kembali menjabat pada 20 Januari, Trump mengatakan akan menyeimbangkan anggaran. Sementara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintahan Trump berusaha memangkas pembiayaan.

Namun, upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan memangkas pengeluaran sejauh ini gagal meyakinkan investor. Upaya Trump untuk memangkas pengeluaran melalui Departemen Efisiensi Pemerintah milik Elon Musk telah jauh dari tujuan awalnya.

Trump saat ini mendesak anggota parlemen di Kongres yang dikuasai Partai Republik untuk meloloskan RUU yang memperpanjang pemotongan pajak 2017. Namun, Moody's mengatakan, proposal fiskal yang dipertimbangkan Pemerintah AS tak mungkin mengurangi defisit.

Mereka memperkirakan beban utang federal akan naik menjadi 134% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada 2035. Angka ini naik dari 96% dari tahun 2024.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui tarif telah memicu kekhawatiran tentang perang dagang dan perlambatan global yang mengguncang pasar.

Penurunan peringkat yang terjadi setelah penutupan pasar, membuat imbal hasil obligasi Treasury naik. Analis mengatakan hal itu dapat membuat investor berpikir ulang ketika pasar dibuka kembali pada Senin (19/5).

"Kongres harus mendisiplinkan diri untuk lebih banyak pendapatan atau mengurangi pengeluaran," kata profesor keuangan dari Universitas Stanford, Darrell Duffie.

Langkah ini direspons negatif Gedung Putih. Direktur komunikasi Gedung Putih Steven Cheung mengkritik ekonom Moody's, Mark Zandi dengan menyebutnya lawan politik Presiden AS Donald Trump. Zandi adalah kepala ekonom di Moody's Analytics,  entitas terpisah dari Moody's.

Sebelumnya, Fitch memangkas peringkat utang AS satu tingkat pada bulan Agustus 2023. ALasannya, kemerosotan fiskal dan negosiasi berulang bisa mengancam kemampuan AS untuk membayar tagihan utangnya.

Fitch adalah lembaga pemeringkat utama kedua yang mencabut peringkat triple-A teratas Amerika Serikat, setelah Standard & Poor melakukannya setelah krisis plafon utang tahun 2011.

"Mereka harus membuat perjanjian anggaran yang kredibel," kata Brian Bethune, seorang profesor ekonomi di Boston College.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...