Danantara Ungkap Nasib Merger BUMN Karya, Seperti Apa Skemanya?


Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia menjelaskan nasib penggabungan usaha perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya. Rencana ini akan membuat sejumlah BUMN Karya terbagi menjadi tiga entitas utama yang fokus sebagai kontraktor.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan pemerintah tengah mengkaji berbagai skema konsolidasi BUMN Karya, termasuk opsi merger. Menurutnya, salah satu langkah yang pasti dilakukan adalah pengurangan jumlah BUMN Karya yang saat ini terlalu banyak.
Rencana tersebut sudah dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dan dikonsultasikan dengan masing-masing perusahaan. Ia menyebut kedepannya pemerintah menargetkan hanya akan ada sekitar tiga BUMN Karya yang kuat dan fokus menjalankan bisnis sebagai kontraktor murni.
“Jadi anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktornya, yang selama ini menjadi beberapa yang beberapa menjadi sumber pemasalahan ini akan kami kelompokkan,” kata Dony ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/7).
Selain itu Dony mengatakan bahwa konsolidasi menjadi salah satu upaya penyehatan dan penguatan BUMN. Beberapa yang tengah disiapkan meliputi konsolidasi BUMN Karya, perusahaan asset management, dan sektor asuransi, termasuk juga langkah-langkah restrukturisasi.
Saat ditanya mengenai prioritas, Dony menegaskan seluruh agenda tersebut menjadi fokus dalam enam bulan ke depan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
“Setiap proses itu semua dilakukan secara paralel, tergantung daripada skala masalah yang ada BUMN untuk masing-masing,” tambah Dony.
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan bakal membentuk tiga holding BUMN Karya. Dalam skema tersebut, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk akan digabungkan dengan PT PP (Persero) Tbk, sementara PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan menjadi induk bagi Brantas Abipraya dan Nindya Karya. Adapun PT Waskita Karya (Persero) Tbk bakal dilebur ke PT Hutama Karya (Persero).