Chandra Asri Lepas 29,5 Juta Saham CDIA Usai Melesat 697%, Raup Rp 44,7 Miliar

Nur Hana Putri Nabila
23 Juli 2025, 07:10
Layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Katadata/Fauza Syahputra
Layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten orang terkaya RI Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjual saham anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sebanyak 29,54 juta lembar saham. Adapun saham bayi naga itu telah terbang hingga 697,37% sejak IPO di Bursa Efek Indonesia pada awal Juli 2025.

Apabila dikalkulasikan dengan harga saham CDIA yang tercatat di level Rp 1.515 per saham, TPIA meraup hingga Rp 44,76 miliar dari melego saham CDIA. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), aksi jual ini membuat kepemilikan Chandra Asri turun tipis dari 9,0237% atau sebanyak 11,26 miliar saham menjadi 9% atau 11,23 miliar dari total saham beredar.

Adapun kapitalisasi pasar saham emiten infrastruktur CDIA yang baru mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) itu hampir menembus Rp 200 triliun pada perdagangan Selasa (22/7). Emiten milik orang terkaya di Tanah Air Prajogo Pangestu itu menggeser jajaran perusahaan Prajogo lainnya, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO). 

Perusahaan milik konglomerat ini menjadi emiten ke-17 di bursa pada 2025. Kehadiran Chandra Daya di BEI menambah deretan gurita bisnis Prajogo yang berstatus terbuka (Tbk). 

Pengusaha yang juga dikenal sebagai salah satu konglomerat Tanah Air  papan atas atau 'Naga' itu memiliki sejumlah emiten di bawah Barito Group. Emiten itu adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Pada perdagangan saham Selasa (22/7) saham CDIA terpantau tembus harga tertinggi atau auto reject atas (ARA) 24,69% ke level Rp 1.515. Kapitaliasi pasarnya tembus hingga Rp 189,12 triliun dan terbang hingga 697,37% sejak IPO. Padahal CDIA baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/7). Harga sahamnya bahkan dibuka menembus batas atas atau Auto Reject Atas (ARA), melesat 34,74% ke level Rp 256. 

 Sementara itu pada hari yang sama, saham CUAN milik Prajogo tergelincir 1,87% ke level Rp 1.575. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 177,06 triliun. Kemudian saham PTRO juga turun 6,81% ke Rp 3.830 per lembar saham. Adapun  kapitalisasi pasar PTRO hanya Rp 38,63 triliun. 

 Di samping itu, market cap CDIA itu justru hampir mendekati PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang senilai Rp 206,24 triliun. Adapun saham BRPT kini merosot 7,95% ke Rp 2.200 per lembarnya.

Sempat Disuspensi BEI 

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mensuspensi atau menghentikan  sementara perdagangan saham CDIA. Hal itu lantaran harga saham bagi naga ini telah melesat lebih dari 300% dan tembus ARA sejak penawaran umum perdana saham atau IPO. 

ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.  

 Sebelum disuspensi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan terjadinya pergerakan saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). BEI dalam pengumumannya menyampaikan, suspensi ini dilakukan karena terjadi kenaikan harga saham CDIA yang signifikan. Suspensi kedua saham tersebut dilakukan dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...