Danantara Ungkap Sektor Prioritas Investasi 6 Bulan ke Depan: Mineral dan Energi


Managing Director Investment Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja menyampaikan setor yang menjadi fokus dalam waktu 6 bulan ke depan. Menurut Stefanus, terdapat dua isu yang menjadi fokus perhatian.
“Mineral dan energi kemungkinan akan menjadi sektor yang akan kami eksekusi kesepakatannya untuk enam bulan ke depan,” ucap Stefanus dalam Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (17/7).
Menurut Stefanus, sektor mineral mencakup program hilirisasi yang bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah terhadap hasil sumber daya alam Indonesia. Mineral yang diutamakan adalah nikel, aluminium, bauksit, dan tembaga.
Terkait dengan sektor energi, Stefanus menjelaskan bahwa sektor tersebut meliputi energi baru dan energi terbarukan, minyak dan gas bumi, hingga petrokimia. “Untuk sektor kedua ini (energi), penting bagi kami untuk berkolaborasi dengan Pertamina,” ucap dia.
Selain kedua sektor tersebut, Stefanus menyampaikan Danantara telah meninjau sektor lainnya yang akan menjadi fokus sovereign wealth fund tersebut untuk dua hingga tiga tahun ke depan. Sektor lainnya meliputi infrastruktur digital, utamanya data center; kemudian sektor kesehatan untuk menjaga ketangguhan industri kesehatan dalam negeri, yang mencakup fasilitas pengolahan plasma darah, jaringan rumah sakit dan lain-lain.
“Kemudian untuk jasa finansial, kemungkinan dalam 12 bulan ke depan kami akan fokus pada gagasan sekuritisasi untuk memperluas kapasitas perbankan dan layanan keuangan di Indonesia,” ucap Stefanus.
Danantara juga menyoroti sektor-sektor lainnya seperti infrastruktur, utilitas, properti, serta pangan dan pertanian. Dalam forum tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menawarkan 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS atau setara Rp150 triliun kepada calon investor dan mitranya.
“Akan ada kesempatan untuk berinteraksi dengan subholding Pertamina dan menjajaki kerja sama bisnis dalam 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS,” ucap Simon.
Terdapat dua pilar yang menjadi fokus jangka panjang Pertamina. Pilar pertama adalah memaksimalkan bisnis yang berorientasi pada penguatan ketahanan energi nasional, termasuk sektor hulu, kilang, dan distribusi bahan bakar.
Pilar kedua adalah mengembangkan bisnis yang rendah karbon melalui pengembangan biofuel, perluasan energi panas bumi, uji coba teknologi baru, dan peningkatan produk kimia.