Danantara Disebut Cari Utang Jumbo ke Empat Bank, Nilai Capai Rp 162 Triliun

Nur Hana Putri Nabila
11 Juli 2025, 07:13
Danantara Indonesia
Katadata/Fauza Syahputra
Danantara Indonesia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia menunjuk empat bank untuk pinjaman multivaluta hingga US$10 miliar atau sekitar Rp 162,18 triliun. Utang jumbo ini bahkan disebut berpotensi menjadi fasilitas pembiayaan terbesar di Asia Tenggara.

Mengutip pemberitaan Bloomberg, sumber yang mengetahui rencana tersebut mengungkapkan bahwa DBS Group Holdings Ltd., HSBC Holdings Plc, Natixis SA, dan Standard Chartered Plc ditunjuk sebagai koordinator untuk fasilitas pinjaman yang tengah disiapkan Danantara. Danantara juga disebut mengajukan permintaan proposal kepada sejumlah bank regional dan global sejak bulan lalu. 

“Pinjaman yang diusulkan nilainya besar dan tenornya singkat, jadi bisa menimbulkan tekanan pembayaran yang cukup tinggi,” tulis Viacheslav Shilin dan Ting Meng, analis kredit Asia di Australia & New Zealand Banking Group, dalam sebuah laporan, dikutip Bloomberg, Jumat (11/7). 

Lebih lanjut, laporan tersebut menyebut rencana pinjaman jumbo ini berpotensi meningkatkan ketergantungan Danantara pada dividen dari entitas quasi-sovereign untuk pembayaran utang. Aksi ini juga disebut berpotensi memicu kebutuhan refinancing berulang. 

Kondisi ini dinilai dapat memengaruhi persepsi investor terhadap kredit entitas quasi-sovereign Indonesia. Adapun tenor pinjaman diperkirakan berkisar antara tiga hingga lima tahun.

Sementara itu, juru bicara dari DBS, HSBC, Natixis, dan Standard Chartered menolak memberikan komentar. Danantara juga belum merespons.

Sebagai lembaga yang berada langsung di bawah Presiden RI Prabowo Subianto, Danantara menjadi pilar utama dalam upaya mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% selama masa pemerintahannya. Dana ini mengelola sejumlah BUMN strategis, termasuk bank-bank besar dan PT Pertamina, serta diproyeksikan akan membawahi aset senilai lebih dari US$ 1 triliun.

Pinjaman tersebut akan bersifat tanpa jaminan, tanpa surat dukungan pemerintah, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendanaan korporasi secara umum.

Sri Mulyani Ingatkan Fokus Kepentingan Publik

Ihwal pembiayaan dan investasi yang dilakukan Danantara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memberi peringatan. Ia mengatakan Danantara harus mengarahkan investasi untuk kepentingan publik. 

Terlebih saat ini, Danantara sudah mengelola dividen Badan Usaha Milik Negara alias BUMN, sehingga tidak lagi masuk kas negara. “Investasi Danantara harus tetap berakar pada kepentingan publik,” tulis Sri Mulyani melalui akun Instagram pribadi @smindrawati, Kamis (10/7).

Pernyataan itu ia sampaikan usai bertemu CIO Danantara Pandu Sjahrir pada Rabu (9/7). Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani membahas strategi investasi jangka panjang.

Bendahara Negara itu juga membahas visi Danantara untuk menciptakan lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui proses bisnis di BUMN. Dalam pertemuan ini, berbagai isu krusial di sektor energi dan mineral menjadi topik perbincangan. 

Sri Mulyani menegaskan fokus kebijakan diarahkan pada pentingnya melakukan reinvestasi di beberapa komoditas strategis sebagai bagian dari komitmen pembangunan jangka panjang. “Dengan komitmen dan tata kelola yang baik, pertemuan ini menjadi langkah penting menuju pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan pro-investasi,” ujar Sri Mulyani.

Danantara Dapat Kucuran Dividen Jumbo

Danantara Indonesia mendapatkan kucuran dividen jumbo dari BUMN. Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria mengatakan Danantara mengantongi dividen hingga Rp 150 triliun. 

“Tentu saja dividen itu setoran dari seluruh BUMN dan kemudian kami akan jadikan investasi,” kata Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting Kuartal Pertama Danantara, di Hutan Kota, Plataran, Jakarta, bulan lalu (18/6).

Dony menjelaskan kenaikan dividen yang diterima Danantara tahun ini hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kementerian BUMN mengantongi Rp 85,5 triliun dari seluruh BUMN tahun lalu.

Salah satu penyumbang kenaikan dividen yakni tingginya laba BUMN. Danantara mencatat total laba BUMN untuk tahun buku 2024 mencapai Rp 307 triliun.

Sebagian dari laba tersebut dialokasikan untuk program penataan BUMN, sementara sisanya dibagikan dalam bentuk dividen. Selain itu, Danantara kini mengelola dua superholding yaitu Danantara Asset Management untuk BUMN dan Danantara Investment Management untuk investasi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...