Bank Woori Saudara Diguncang Skandal Kredit Rp 1,28 Triliun


Woori Bank, salah satu bank terbesar di Korea Selatan, diguncang skandal penipuan (fraud) kredit yang terjadi di anak usahanya di Indonesia, PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk (SDRA). Skandal tersebut melibatkan perusahaan ekspor lokal berskala menengah dengan nilai kredit US$ 78,5 juta atau Rp 1,28 triliun (kurs Rp 16.298 per US$).
“Bank Woori Saudara telah mengkonfirmasi tuduhan penipuan yang melibatkan perusahaan Indonesia yang berurusan dengan mereka,” tulis Woori Bank dalam pengumuman di situs webnya pada 2 Juni 2025, seperti dikutip Business Korea.
Perusahaan yang bermasalah tersebut adalah perusahaan ekspor lokal berskala menengah. Bank Woori mengidentifikasi tanda-tanda transaksi yang mencurigakan selama verifikasi di bawah standar pengendalian internalnya.
Menurut Woori Bank, perusahaan tersebut mengajukan letter of credit dengan karakteristik jaminan pembayaran ekspor yang dicurigai mengandung informasi yang tidak benar, kepada Bank Woori Saudara. Jumlah dari letter of credit tersebut mencapai US$ 78,5 juta atau Rp 1,28 triliun. Jumlah kerugian yang sebenarnya belum ditentukan.
Woori Bank segera mengirimkan pejabat dari grup globalnya ke Indonesia untuk menilai insiden tersebut dan mengambil langkah-langkah, seperti mengamankan utang untuk meminimalkan kerugian. Perusahaan yang bersangkutan dilaporkan telah menyampaikan kepada bank bahwa mereka berniat untuk membayar utang tersebut. Mereka juga menyampaikan data-data mengenai kemampuan finansial dan jadwal pembayaran kepada bank.
“Kami akan bekerja sama erat dengan pihak berwenang setempat untuk menanggapi dengan cara yang sesuai secara hukum,” ujar perwakilan dari Woori Bank.
Pencadangan Kredit Bank Woori Meningkat
Berdasarkan laporan keuangan publikasi Bank Woori Saudara per 31 Maret 2025, penyaluran kredit perusahaan mencapai Rp 47,94 triliun, naik tipis 3,56% dibandingkan dengan periode yang sama 2024 sebesar Rp 46,29 triliun.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Bank Woori atas kredit dan pembiayaan syariah mencapai Rp 864,83 miliar per Maret 2025. Angka tersebut melonjak 15,38% dibandingkan dengan periode Maret 2024 sebesar Rp 749,56 miliar.
Rasio non performing loan (NPL) gross atau rasio kredit bermasalah bruto mencapai 2,26%, naik 62 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode Maret 2024 yang sebesar 1,64%. Adapun rasio NPL net Bank Woori Saudara mencapai 1,56% per 31 Maret 2025, naik 65 bps dari 0,91% pada Maret 2024.
Anak usaha Woori Bank Korea itu mencatatkan pendapatan bunga bersih Rp 433,53 miliar pada akhir kuartal I 2025, naik 10,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 393,66 miliar. Perusahaan juga membukukan laba bersih Rp 154,33 miliar, naik 2,1% secara tahunan (year-on-year).