Danantara Siapkan Investasi Rp 81,4 Triliun Tahun Ini

Hari Widowati
4 Juni 2025, 10:09
Danantara, Arief Budiman
Katadata/Fauza Syahputra
Arief Budiman, Managing Director Finance BPI Danantara, dalam pidato kunci mewakili Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani, di Simposium Nasional \"Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia\" yang diselenggarakan Katadata, di Jakarta, Selasa (3/6).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menginvestasikan US$ 5 miliar atau sekitar Rp 81,4 triliun untuk delapan sektor ekonomi. Investasi tersebut akan diambil dari dividen yang akan diterima Danantara dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 120 triliun tahun ini.

Arief Budiman, Managing Director Finance Danantara, mengatakan dividen dari BUMN itu akan diinvestasikan kembali agar Danantara bisa mengantongi nilai tambah dan menggerakkan perekonomian nasional.

"Dari delapan sektor dalam Asta Cita, yang akan difokuskan adalah sektor mineral termasuk hilirisasi, energi terbarukan, infrastruktur digital, pelayanan kesehatan, layanan jasa keuangan, infrastruktur, kawasan industri, dan pangan," kata Arief dalam Simposium Nasional "Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Katadata, di Jakarta, Selasa (3/6).

Danantara Pastikan Keuntungan Jadi Prioritas dalam Setiap Proyek

Sebelumnya, Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan Danantara akan mengedepankan aspek komersialisasi dan pengembalian investasi dalam setiap proyek yang mendapatkan investasinya.

"Paling penting bagi Danantara adalah tingkat pengembalian investasi dan komersialitas sebuah kegiatan," kata Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir di Taman Sriwedari Cibubur, Minggu (1/6).

Pandu sebelumnya sempat menyebutkan sembilan sektor prioritas yang menjadi fokus investasi Danantara. Kesembilan sektor itu ditinjau berdasarkan dampak ekonomi yang ditimbulkan dan selaras dengan visi misi panduan dalam pendirian Danantara.

Sektor-sektor tersebut, yakni pertama, industri downstream atau hilir seperti mineral, nikel serta timah dan bauksit. Kedua, sektor upstream atau hulu yang memproduksi minyak dan gas. Ketiga, sektor manufaktur yang memprioritaskan peluang Cina dalam ekosistem EV dan energi terbarukan.

Keempat adalah sektor ketahanan pangan yang memayungi budidaya perairan. Kelima, infrastruktur digital yang merangkum pusat data dan konektivitas. Keenam, infrastruktur air serta limbah.

“Danantara akan memprioritaskan investasi pada bendungan air, pengelolaan air, dan tempat pembuangan sampah baru,” kata Pandu.

Ketujuh, sektor keamanan energi yang mencakup energi terbarukan, pembangkit listrik, transmisi, kilang petrokimia dan bioenergi. Kedelapan, sektor real estat strategis dengan investasi pada kompleks olahraga dan mice, kawasan industri, dan real estate. Kesembilan, sektor baru seperti pusat data komputasi AI, manufaktur semi konduktor canggih dan sebagainya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Puja Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...