Harga Emas Masih Berpotensi Turun Meski Tekanan Jual Mereda

Hari Widowati
30 Juli 2025, 10:30
harga emas, investasi emas
Vecteezy.com/Bigc Studio
Harga emas (XAU/USD) diprediksi masih berpotensi turun dalam jangka pendek meskipun tekanan jual mulai mereda.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga emas (XAU/USD) diprediksi masih berpotensi turun dalam jangka pendek meskipun tekanan jual mulai mereda. Para investor memperhatikan sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS), termasuk data lapangan kerja yang berkurang di tengah ketidakpastian tarif perdagangan.

Harga emas sempat melemah cukup dalam selama empat hari berturut-turut kemudian mulai pulih pada perdagangan Selasa (29/7) setelah dolar AS memangkas sebagian kenaikannya. Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, mengatakan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) dan data pasar tenaga kerja yang lemah mendorong minat beli investor terhadap logam mulia.

Harga emas menyentuh US$ 3.330 atau Rp 54,5 juta (kurs Rp 16.390/USD) per troy ounce pada perdagangan Rabu (30/7).

"Pulihnya harga emas ini menjadi sinyal awal bahwa tekanan jual mungkin mulai mereda, meski tren bearish (penurunan) masih mendominasi grafik jangka pendek," kata Andy dalam risetnya, Rabu (30/7).

Analisis teknikal yang menggabungkan pola candlestick dan indikator Moving Average (MA) menunjukkan momentum penurunan pada harga emas (XAU/USD) sejauh ini masih kuat. Jika tekanan jual berlanjut, Andy memprediksi harga emas berpeluang turun hingga ke level psikologis US$ 3.300 atau Rp 54,04 juta per troy ounce.

Namun jika level tersebut mampu menahan aksi jual, harga emas bisa terkoreksi dan berpotensi naik ke kisaran US$ 3.344 atau Rp 54,76 juta per troy ounce.

Sentimen pasar terpengaruh oleh laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) bulan Juni yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS). Data menunjukkan lowongan kerja turun ke 7,44 juta - lebih rendah dari 7,77 juta pada Mei dan di bawah estimasi 7,5 juta - menandakan perusahaan-perusahaan AS enggan menambah tenaga kerja di tengah ketidakpastian tarif.

Sementara itu, laporan Bloomberg mengungkapkan AS dan Cina sepakat melanjutkan pembicaraan untuk mempertahankan gencatan tarif sebelum tenggat dua minggu ke depan, sehingga memperbaiki suasana negosiasi dagang global.

Di sisi konsumsi, Conference Board melaporkan peningkatan keyakinan konsumen pada Juli menjadi 97,2, naik dari 93,0 pada Juni dan melampaui ekspektasi 95,0. Kendati demikian, survei menyebutkan banyak keluarga masih mengalami kesulitan mencari pekerjaan, menyoroti arah berlawanan antara sentimen konsumen dan kondisi pasar tenaga kerja. Hal ini menambah lapisan ketidakpastian bagi pelaku pasar yang mencoba menakar kekuatan permintaan domestik AS.

Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed

Fokus utama para pelaku pasar kini tertuju pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan menentukan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed), pada Rabu (30/7) malam waktu setempat.

Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar menilai peluang The Fed untuk mempertahankan suku bunga berada di sekitar 96%, sedangkan probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin hanya 4%.

Pasar juga menunggu komentar dari Pejabat Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman sebagai petunjuk arah kebijakan selanjutnya. Setelah keputusan suku bunga, rangkaian data ekonomi seperti data pertumbuhan ekonomi kuartal II, pelaku pasar menunggu data pembayaran gaji di luar sektor pertanian (Nonfarm Payrolls) bulan Juli yang diperkirakan melambat menjadi 102.000 dari 147.000 pada bulan sebelumnya.

Para pelaku pasar juga menanti hasil survei PMI Manufaktur AS dan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE Index) yang akan menentukan pergerakan lebih lanjut harga emas di masa depan.

Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY) kembali menguat 0,25% ke level 98,91, memberikan tekanan tambahan pada harga emas. "Penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi membuat opportunity cost untuk memegang logam mulia meningkat, sehingga trader disarankan untuk menjaga manajemen risiko dengan cermat," kata Andy.

Ia juga menekankan pentingnya memantau rentang US$ 3.300—US$ 3.344 sebagai acuan utama. “Pergerakan di bawah maupun di atas level tersebut akan menjadi sinyal penting untuk menentukan arah harga emas (XAU/USD) selanjutnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, dengan beragam katalis makro dan geopolitik, para pelaku pasar diimbau tetap waspada dan fleksibel menyesuaikan strategi trading mereka.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...