Bank DKI Berubah Nama Jadi Bank Jakarta, Ditargetkan IPO Tahun Depan


Manajemen Bank DKI melakukan perubahan atau rebranding nama dan logo menjadi Bank Jakarta. Perubahan ini merupakan salah satu bentuk transformasi strategis untuk menatap masa depan dengan cara baru, cara yang lebih kuat, adaptif dan profesional.
"Ini adalah penanda transformasi strategis Bank DKI," kata Direktur Utama Bank Jakarta, Agus Haryoto Widodo pada peluncuran perubahan nama bank tersebut yang diselenggarakan di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (22/6).
Dia mengatakan bahwa perubahan yang dilakukan tidak sekedar pada nama dan logo, tetapi mencerminkan arah baru, semangat baru dan komitmen baru yang lebih kuat kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia.
Agus menyebutkan, rebranding nama dan logo ini juga karena perubahan zaman, ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, perkembangan teknologi bergerak begitu cepat. Selain itu kompetisi meluas, tidak hanya dari bank lain tetapi juga dari perusahaan teknologi finansial yang inovatif dan agresif.
"Peluncuran hari ini kami selenggarakan di taman literasi, sebuah ruang publik yang mencerminkan nilai-nilai pembelajaran, keterbukaan, keberanian tumbuh dan semangat kolaborasi," katanya.
Sementara pemilihan waktu peluncuran saat tengah hari dan bertepatan dengan HUT Ke-498 Jakarta juga berdasarkan karena denyut kota yang hidup saat masyarakat Jakarta beraktivitas.
"Kami ingin hadir bukan di menara-menara megah, tapi di tengah masyarakat, karena kami percaya perubahan besar tidak lahir dari ruang yang nyaman, tapi dari semangat yang kuat dan komitmen yang nyata," katanya.
IPO Bank Jakarta
Di momen yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memberi tugas kepada Manajemen Bank Jakarta untuk "Initial Public Offering" (IPO) pada 2026.
"Paling utama tugas saya kepada Direktur Utama, Komisaris Utama dan seluruh jajaran Bank Jakarta adalah untuk mempersiapkan diri untuk 'go public' pada tahun depan," katanya.
Pram menyebutkan alasan memberikan tugas tersebut ke Bank Jakarta karena dia percaya bank ini lebih baik jika diawasi secara publik. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu kuncinya adalah profesionalisme. Direksi yang sekarang dibentuk, benar-benar seluruhnya adalah profesional.
"Saya tidak membuka ruang sama sekali siapapun untuk bisa menitipkan siapapun itu di Bank Jakarta," tegas Pram yang saat itu didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno dan Direktur Utama Bank Jakarta Agus Haryoto Widodo.
Dalam melakukan perubahan (rebranding) nama dan logo Bank Jakarta, Pram juga menyebutkan dilakukan secara profesional.
"Untuk me-'rebranding' dan logo Bank Jakarta ini pun kita lakukan secara profesional, bukan semata-mata usulan dan jajaran direksi, komisaris Bank Jakarta, tetapi diskusi panjang yang menyertai dan harapan warga Jakarta dan tentunya juga warga Indonesia," katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memberikan dukungan sepenuhnya, termasuk salah satunya untuk segera membangun kantor Bank Jakarta di tempat yang representatif dan membanggakan bagi warga Jakarta.
"Jadi enggak boleh tempatnya yang setengah-setengah, bahkan saya sudah bicara dengan Ibu Menteri Keuangan, kalau itu bisa jadi tempatnya Bank Jakarta, karena saya meyakini Bank Jakarta akan membanggakan bagi warga Jakarta," katanya.
Peluncuran nama dan logo Bank Jakarta ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-498 Kota Jakarta yang dimeriahkan dengan rangkaian acara.