BI Rate Turun, Bagaimana Nasib Bunga Deposito di BCA, BRI, Mandiri, dan BNI?


Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps ke level 5,5% pada pertengahan bulan lalu. Penurunan suku bunga BI biasanya direspons dengan penurunan suku bunga perbankan, yang diawali untuk produk simpanan.
Lantas, bagaimana dampak penurunan suku bunga BI terhadap deposito perbankan?
Bunga Deposito BCA
BCA mempertahakan suku bunga depositonya pada awal bulan ini. Bunga deposito BCA saat ini berkisar 2% hingga 3,25%. Bunga 3,25% diberikan untuk simpanan minimal Rp 5 miliar dengan tenor 1 bulan.
Mininal setoran untuk menempatkan deposito di BCA ditetapkan Rp 8 juta. Adapun bunga yang lebih rendah justru diberikan untuk simpanan dengan tenor yang lebih panjang. Sebagai contoh, simpanan dengan tenor 12 bulan di bawah Rp 100 miliar hanya mendapatkan bunga 2%.
Bunga Deposito Bank Mandiri
Bunga deposito Bank Mandiri tetap dalam rentang 2,25% hingga 2,5% pada bulan ini. Minimal setoran sebesar Rp 1 juta untuk transaksi melalui Livin atau m-banking dan Rp 10 juta jika melalui kantor cabang.
Bunga deposito 2,25% diberikan untuk seluruh nominal simpanan dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan untuk tenor 6 bulan hingga 24 bulan mendapatkan bunga deposito 2,5%.
Bunga Deposito BRI
BRI belum memperbarui tingkat bunga deposito sejak akhir tahun lalu. Bunga deposito BRI berada di rentang 3% hingga 3,5%. Perbedaan tingkat bunga diberikan berdasarkan tenor, dengan tingkat bunga tertinggi yakni 3,5% hanya pada simpanan tenor 3 bulan.
Sedangkan simpanan dengan tenor panjang yakni 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan, dan 36 bulan hanya mendapatkan tingkat bunga sebesar 3%.
Bunga Deposito BNI
Bunga deposito BNI tak bergerak pada awal bulan ini di rentang 2,25% hingga 3%. Tingkat bunga ditetapkan berdasarkan tenor, dengan bunga terendah 2,25% untuk tenor 1 bulan dan bunga tertinggi untuk deposito dengan tenor 12 bulan dan 24 bulan.
Penyebab BI Rate Turun
BI sebelumnya menurunkan suku bunga acuan pada Mei 2025 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% menjadi 5,50%. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, faktor utama yang mendorong kebijakan bank sentral ini adalah kondisi ekonomi global.
“Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari. Tentu saja ini adalah indikator yang positif,” kata Perry dalam konferensi pers secara daring, Rabu (21/5).
Perundingan dagang antar kedua negara itu masih berlangsung. Kondisi ini memberi sinyal ketegangan perang dagang mulai mereda. "Jadi, ada perkembangan yang positif selama sebulan terakhir," katanya.
Proyeksi Inflasi AS Turun dan Sinyal Positif The Fed Alasan kedua penurunan suku bunga adalah kekhawatiran inflasi AS yang meningkat saat ini sudah mereda. Selain itu, BI juga menangkap sinyal positif dari bank sentral AS, The Federal Reserve alias The Fed.
Perry memperkirakan fed funds rate atau FFR akan turun dua kali pada tahun ini. "Sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember," kata dia.