Jumlah Transaksi Melalui BCA Naik 18,5% Saat Libur Lebaran 2019
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat adanya kenaikan jumlah rata-rata transaksi per hari selama libur Lebaran 2019 sebesar 18,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu, jumlah transaksinya sebanyak 27 juta kali, sedangkan tahun ini mencapai 32 juta kali per hari.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan jumlah transaksi yang paling mencolok terlihat pada penggunaan uang elektronik BCA, yaitu Flazz, di jalan tol. Tidak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sayangnya, untuk nilai transkasinya, Jahja mengaku belum menghitung jumlahnya. "(Nilai transaksinya) belum dihitung. Mayoritas dari jalan tol untuk Flazz. Lainnya, belanja resto, hotel masih tinggi transaksinya," kata Jahja ketika menggelar halal bihalal dengan awak media di Jakarta, Rabu (12/6).
Jahja menjelaskan, transaksi menggunakan uang elektronik di jalan tol naik begitu pesat karena efek dari mahalnya tiket pesawat akhir-akhir ini. Kenaikannya juga dipicu akibat beroperasinya jalan tol Trans Jawa dan sebagian Trans Sumatera. Masyarakat beralih menggunakan moda transportasi darat selama periode mudik lebaran tahun ini.
"Adanya jalan tol baru, itu dimanfaatkan penuh, sehingga Flazz naik tinggi sekali," kata Jahja. "Jalan tol kan tersebar di seluruhnya, dari Jakarta sampai Surabaya ada di seluruh ruas tol."
(Baca: BCA Berencana Merger Bank Royal dengan BCA Syariah)
Sebelumnya, BCA telah menyiapkan uang tunai hingga Rp 51 triliun untuk mengantisipasi permintaan masyarakat selama periode Lebaran 2019. Hal itu karena kebutuhan uang tunai menjelang hari raya Idul Fitri, kerap mengalami peningkatan. "Penyediaan uang tunai tahun ini meningkat 13,3% bila dibandingkan tahun lalu,” kata Jahja beberapa saat yang lalu.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan libur Lebaran 2019 mencapai Rp 217,1 triliun.
Jumlah dana tunai yang disiapkan ini meningkat 13,5% dibandingkan dengan 2018 sebesar Rp 191,3 triliun. Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, pertumbuhan kebutuhan uang tunai tahun ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan periode 2013-2018 sebesar 13,3%.
(Baca: CORE: Uang Beredar Saat Mudik Rp 217 T Bisa Jadi Momentum Investasi)