Deposito Tumbuh Tinggi di Semester I 2019, Biaya Dana BCA Ikut Naik

Ihya Ulum Aldin
25 Juli 2019, 06:28
Suasan BCA expo di ICE BSD, tanggerang, Banten (22/2). Dalam ulng tahun yang ke 62 BCA mengadakan BCA expo yang berlangsung pad 22-24 Agustus.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasan BCA expo di ICE BSD, tanggerang, Banten (22/2). Dalam ulng tahun yang ke 62 BCA mengadakan BCA expo yang berlangsung pad 22-24 Agustus.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada semester I 2019 mencapai Rp 673,9 triliun atau tumbuh 8,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan DPK ditopang oleh deposito yang naik 18,1% secara tahunan.

Deposito sendiri hanya berkontribusi sebesar 24,3% dari total DPK yakni sebesar Rp 163,5 triliun per Juni 2019. Sementara, secara industri, pertumbuhan deposito perbankan pada semester I 2019 hanya sebesar 8,8% secara tahunan.

Dengan deposito yang tumbuh lebih tinggi dari industri, biaya dana atau cost of fund BCA pada paruh pertama tahun ini naik menjadi 2,02% dibandingkan 1,73% pada periode yang sama tahun lalu.

"Bunga deposito kami itu tidak ada special rate dan relatif kecil dibandingkan dengan special rate bank-bank lain," kata Jahja.," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja ketika ditemui di Jakarta, Rabu (26/7).

(Baca: Pertumbuhan Kredit Topang Kenaikan Laba Bersih BCA 12,6% di Semester I)

Jahja menjelaskan, BCA memiliki suku bunga deposito di kisaran 5%, sedangkan bank lain yang menerapkan special rate, bisa mematok bunga deposito di level 6-7%.

Meski deposito BCA tumbuh signifikan, namun marjin bunga bersih alias net interest margin (NIM) BCA malah tercatat naik. Pada semester I 2018 lalu, NIM BCA tercatat hanya 6,0%, sedangkan pada semester I 2019 naik menjadi 6,2%.

Grafik:

"Deposito BCA (naik) cukup tinggi dibanding industri. Jadi, saya kira, industri secara rata-rata penarikan deposito itu relatif lebih rendah," kata Jahja.

Selain itu, NIM BCA yang naik pada semester I 2019 disebabkan BCA tidak menurunkan bunga kredit kepada seluruh debiturnya. Jahja mengatakan, mereka menurunkan bunga kredit kepada beberapa debitur yang dinilai bagus oleh BCA atas permintaan debitur itu sendiri.

Sehingga, BCA sudah menurunkan bunga kredit, tetapi dengan persyaratan. "Persyaratan, siapa saja yang bisa mendapatkan penurunan bunga, tidak cross board," kata Jahja.

Selain itu, NIM mereka bisa naik karena adanya pertumbuhan dana murah alias current account saving account (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan. Tercatat, CASA BCA semester I 2019 lalu senilai Rp 510,4 triliun, naik 5,9%. Ada pun, dana murah ini merupakan kontributor terbesar pada DPK BCA, yaitu 75,7% dari total DPK per 30 Juni 2019.

(Baca: BCA Bakal Ubah Bank Royal Jadi Bank Digital untuk Salurkan Kredit)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...