Sebelum Rabobank, Ini Bank-Bank yang Diakuisisi BCA
PT Bank Central Asia Tbk baru saja menandatangani perjanjian jual beli saham PT Bank Rabobank International Indonesia. BCA membeli 3.719.070 saham bank itu dengan nilai transaksi Rp 397 miliar.
Transaksi ini akan menempatkan BCA sebagai pemegang seluruh saham Rabobank. Adapun tujuan akuisisi itu untuk mengembangkan bisnis anak usahanya.
"Nilai itu akan disesuaikan dengan memperhitungkan pendapatan atau kerugian Rabobank Indonesia pada saat tanggal penyelesaian rencana transaksi (transaction closing)," dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/12).
BCA menyatakan bakal mengkaji kemungkinan penggabungan bank yang diambil alih dengan entitas anak usahanya. Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiadmaja mengatakan ada beberapa rencana terkait akusisi bank.
Opsi yang sedang dipertimbangkan adalah menggabungkan dengan BCA Syariah, melebur ke dalam BCA, atau digabung dengan Bank Royal yang akan berubah menjadi bank digital. “Saat ini belum ada progresnya, mau bereskan satu dulu, (akuisisi) Bank Royal," kata Jahja usai mengakuisisi Bank Royal pada akhir Oktober lalu.
(Baca: Bangkok Bank dan Sumitomo Bersaing Akuisisi 90% Saham Bank Permata)
Akuisisi ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan bank swasta terbesar di Tanah Air itu pada 2019. Sebelumnya, perusahaan mengambil alih seluruh saham Bank Royal.
Dana untuk membeli 99,99% saham itu mencapai Rp 988,04 miliar. Sisa saham, 0,01% dimiliki PT BCA Finance. BCA mengambil saham tersebut dari pemilik sebelumnya, yaitu Keluarga Soemadi. Keluarga ini merupakan pemilik bisnis baja PT Master Steel Mfg dan PT Pulogadung Steel.
BCA melakukan akuisisi bank kecil dengan tujuan agar lebih fleksibel dalam melayani nasabah. Bank Royal yang dulunya bernama Bank Rakyat Parahyangan fokus pada segmen usaha kecil dan menengah.
Pada 2009, BCA juga pernah mengakuisisi PT Bank UIB. Nilainya mencapai Rp 248,26 miliar. Tujuan pembelian saham perbankan ini untuk pembentukan bank umum syariah.
Mengutip dari Tempo.co, ketika itu Bank UIB memiliki aset sebesar Rp 602 miliar, dengan portofolio kredit Rp 414,5 miliar dan dana pihak ketiga Rp 503,9 miliar. Bank ini mempunyai enam kantor cabang dan enam kantor kas.
(Baca: Harga Saham Tembus Rekor Tertinggi, Bos BCA: Tidak Ada Stock Split)
Lalu, pada 2017 BCA juga menuntaskan akuisisi 100% saham PT Central Santosa Finance (CSF) dari PT Mutikem Suplindo. Sebelumnya, perusahaan memiliki 70% saham CSF.
Akuisisi 30% saham itu setara dengan Rp 90 ribu lembar saham. Nilai transaksinya mencapai Rp 220 miliar. Angkanya jauh lebih tinggi dari nilai akuisisi sebelumnya. Pada Januari 2014 BCA membeli 45% saham CSF sebesar Rp 70,11 miliar.