Saham Prajogo Chandra Daya Investasi (CDIA) Anjlok 5,74% Usai ARA Berjilid-jilid


Harga saham emiten milik konglomerat RI Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) anjlok 5,74% pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (30/7). Harga saham CDIA sebelumnya melesat hingga batas teringgi atau auto reject atas (ARA) selama berhari hari sejak melantai di BEI dan sempat naik hingga lebih dari 800%.
Saat dibuka pukul pukul 10.00 WIB, harga saham CDIA merosot ke harga Rp 1.725 per lembar saham. Anjloknya saham anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) itu usai sahamnya terbang hingga 863,16% sejak IPO 9 Juli 2025 lalu.
Volume yang diperdagangkan tercatat 31,53 juta dengan nilai transaksi Rp 54,39 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 215,33 triliun. Sebelumnya pada perdagangan Selasa (29/7) kemarin, saham CDIA ditutup stagnan di level Rp 1.830 dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 228,44 triliun.
CDIA kini masuk dalam papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan skema full call auction (FCA). FCA merupakan suatu mekanisme perdagangan saham yang order beli dan jual akan dikumpulkan selama periode tertentu, kemudian dieksekusi secara bersamaan pada satu harga yang ditentukan. Harga ini didasarkan pada titik keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Kapitalisasi Pasar Salip Bank-Bank Raksasa
Kapitalisasi pasar saham atau market cap PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) bahkan sempa menduduki jajaran posisi ke 13 market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan kemarin karena mencapai Rp 228 triliun.
Harga saham CDIA sempat terbang hingga mencapai 863,16% sejak melantai di BEI hingga perdagangan kemarin di level Rp 1.830. Adapun kapitalisasi pasarnya turun dari Rp 228 triliun menjadi Rp 215 triliun pada hari ini.
Meski demikian, kapitalisasi pasar anak usaha TPIA ini menggeser sejumlah bank raksasa RI, misalnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yakni Rp 154 triliun dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai Rp 129 triliun.
Kemudian diikuti PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai Rp 116 triliun dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 16,2 triliun.
CDIA juga terpantau menggeser market cap jajaran perusahaan Prajogo lainnya. Prajogo saat ini memiliki sejumlah emiten yang melantai di BEI, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Adapun market cap CDIA menggeser PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Adapun market cap CDIA menggeser CUAN dengan kapitalisasi pasar Rp 178,7 triliun dan PTRO sebesar Rp 39 triliun.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya juga sempat mensuspensi saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mulai sesi pertama pada Rabu (23/7). Ini merupakan suspensi kedua yang diberikan BEI pada saham milik konglomerat Prajogo Pangestu itu.
Suspensi pertama diberikan sepekan setelah saham CDIA itu naik hingga batas tertinggi atau auto rejection atas (ARA) beruntun. ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.