Sentul City (BKSL) Beri Penjelasan Ihwal Rumor Kerja Sama dengan Danantara

Nur Hana Putri Nabila
29 Juli 2025, 19:04
Danantara Indonesia
Katadata/Fauza Syahputra
Danantara Indonesia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perusahaan properti PT Sentul City Tbk (BKSL) memberi penjelasan ihwal kabwa adanya kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara. Kerja sama itu sebelumnya disebut-sebut untuk membangun kota kesehatan terintegrasi. 

Alih-alih kerja sama, dua Direktur Sentul City Adi Syahruzad dan Tjetje Muljanto menjelaskan belum ada tahap penjajakan, diskusi awal, atau negosiasi non-binding terkait hal itu. Tak hanya itu, petinggi BKSL itu juga menyebut belum ada mengenai struktur kerja sama legalnya mengenai proyek ini.

Dalam penjelas kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen BKSL mengatakan belum ada juga pembicaraan terkait bagaimana mekanisme pendanaan proyek kota kesehatan terintegrasi yang dirumorkan itu. 

“Sampai saat ini perseroan belum ada kesepahaman terkait hal tersebut,” tulis Adi Syahruzad dan Tjetje Muljanto dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (29/7). 

Sebelumnya Danantara juga membantah kabar kerja sama lembaga tersebut dengan perusahaan properti Sentul City.

 “Enggak, kami (Danantara) enggak tau (soal kerja sama dengan BSKL),” ujar Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir, ketika ditanya wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7) kemarin. 

Rumor terkait kerja sama antara Danantara dengan Sentul City di dua proyek besar sebelumnya beredar di antara investor pasar modal. Salah satunya adalah rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) berbasis layanan kesehatan, yang disebut-sebut mengadopsi konsep dari Chengdu, Tiongkok. Lokasi proyek ini dikabarkan berada di atas lahan milik Sentul City.

Tak hanya itu, Danantara juga membantah terkait bekerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok dan BKSL dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Dalam kerja sama ini, dirumorkan bahwa BKSL disebut akan menyediakan lahan. 

Meski begitu, terkait keterlibatan perusahaan dalam PLTS itu, Adi Syahruzad dan Tjetje Muljanto mengatakan sampai saat ini sudah ada pembicaraan di mana dalam tahap studi awal dan penjajakan terkait beberapa alternatif kerja sama.

Keterlibatan Mitra Strategis 

Analis Mandiri Sekuritas mencatat, terdapat mitra strategis dalam pengembangan PT Sentul City Tbk (BKSL). Mandiri Sekuritas mencatat dinamika ini mulai terlihat sejak tahun fiskal 2022, ketika kesepakatan mengenai kelanjutan proyek Opus Park kembali berjalan. 

Proyek mixed-use yang merupakan kolaborasi dengan grup Jepang-Indonesia—Sumitomo, Hankyu Hanshin, dan Panasonic Gobel—sebenarnya telah rampung dibangun pada 2018, tetapi sempat tertunda akibat tekanan likuiditas. Proyek tersebut kemudian dilanjutkan kembali pada 2023. 

Mandiri Sekuritas menyebut momentum itu berlanjut dengan penunjukan Hiramsyah Sambudhy Thaib sebagai CEO BKSL efektif per Juli 2025. Hiramsyah saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Grup Gobel International dan langkah ini dinilai memperkuat terlibatnya Grup Gobel dalam arah strategis BKSL ke depan. 

 “Namun, pada tahap ini, manajemen tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut mengenai proyek-proyek tambahan dengan mitra-mitra tersebut,” tulis analis Mandiri Sekuritas.  

Mandiri Sekuritas juga menyebut Sentul City kini makin diuntungkan dengan perbaikan infrastruktur di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejak Juni 2025, kawasan ini sudah terhubung langsung ke Jakarta lewat rute TransJakarta P11 (Blok M–Bogor) yang berhenti di Bellanova Country Mall, dekat gerbang tol Sentul City. Selain itu, akses ke Sentul diperkirakan akan semakin mudah dengan rencana pembangunan tol Sentul–Cipanas dan perluasan jalur LRT Jakarta Raya. 

Seiring peningkatan akses, penjualan properti Sentul City juga ikut naik. Mandiri Sekuritas mengatakan pada tahun 2024, nilai prapenjualan perusahaan melonjak 30,4% menjadi Rp 1,3 triliun. Tahun ini, analis Mandiri Sekuritas menyebut perusahaan menargetkan prapenjualan mencapai Rp 2 triliun atau naik sekitar 54% dibanding tahun sebelumnya.  

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...