Bakal IPO, Intip Kinerja Bank DKI yang Labanya Melesat 24% pada Semester I 2025


PT Bank DKI alias Bank Jakarta mencatatkan laba bersih mencapai Rp 421,18 miliar, naik 24,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ini terjadi meski pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah perseroan turun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank DKI hingga semester I 2025 sebesar Rp 52,9 triliun, turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 53,55 triliun.
Meski demikian, pendapatan bunga bersih perseroan berhasil naik 10,3% dari Rp 1,34 triliun menjadi Rp 1,47 triliun. Ini seiring pendapatan bunga yang naik 6% dari Rp 2,77 triliun menjadi Rp 2,96 triliun, sedangkan beban bunga hanya naik dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp 1,48 triliun.
Kenaikan laba juga seiring langkah Bank DKI menurunkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO Bank DKI dari 87,02% menjadi 83,86%. Salah satu pos beban yang terpangkas adalah beban biaya pencadangan atau kerugian penurunan nilai aset dari Rp 203,7 miliar menjadi Rp 121,7 miliar.
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyampaikan, kinerja positif ini merupakan cerminan dari komitmen Bank Jakarta untuk terus bertumbuh secara sehat dan inklusif. “Kami terus memperkuat fungsi intermediasi dengan memperluas akses pembiayaan produktif, khususnya kepada pelaku UMKM yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” ucap Agus dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (29/7).
Hingga Juni 2025, total aset Bank Jakarta tercatat sebesar Rp 84,72 triliun, naik sebesar 2,96% dibandingkan akhir Juni 2024 Rp 82,29 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 67,69 triliun atau tumbuh 3,84% secara tahunan.
Pertumbuhan DPK, terutama ditopang oleh dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) anyang naik 8,03% (yoy), menjadi sebesar Rp 25,37 triliun pada Juni 2025.
Meski kredit dan pembiayaan bank syariah lesu secara keseluruh, beberapa segmen kredit masih mencatatkan kenaikan. Kredit sektor UMKM tumbuh sebesar 43,70% (yoy) menjadi sebesar Rp 2,31 triliun, sedangkan kredit konsumer tumbuh sebesar 2,92% (yoy) menjadi Rp 23,50 triliun.
Bakal IPO di BEI
Bank DKI atau Bank Jakarta sebelumnya telah menyatakan rencana untuk menggelar pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama Bank DKI Agus H. Widodo bahkan menyebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan restu bagi perseroan untuk melanjutkan rencana IPO.
“Iya betul. Untuk kapannya, nanti kami informasikan lebih lanjut,” kata Agus ketika dihubungi Katadata.co.id, seperti dikutip Kamis (22/5).
Menurut Agus, perusahaan kini tengah menyiapkan berbagai keperluan untuk memperlancar proses IPO. Adapun Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya memberi tenggat agar proses IPO digelar dalam waktu dekat.
"Yang pasti saat ini sedang berproses untuk persiapan itu (IPO)," ujar Agus lagi.
Rencana IPO Bank DKI ini sudah beberapa kali diungkap Pramono kepada publik. Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin Bank DKI mempersiapkan IPO sebagai bagian dari upaya pembenahan Bank Milik Pemprov DKI Jakarta itu.
Pramono mengakui koordinasi dan konsultasi dengan OJK terus dilakukan untuk persiapan IPO. Pada Kamis (15/5) lalu Pemprov Jakarta sudah bertemu dan berdiskusi langsung dengan OJK dan Bank DKI. Rencana IPO juga sudah dibahas dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.
“Kami kedatangan tamu OJK bersama dengan Bank DKI, salah satunya adalah membahas tentang hal tersebut (pengantongan izin OJK bagi Bank DKI untuk IPO)," kata Pramono sehari setelah pertemuan dengan OJK, Jumat pekan lalu.