Intip Prospek Saham Bank Jago (ARTO) Usai Laba Melesat 154%


PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan lonjakan laba bersih mencapai 154% secara tahunan pada semester pertama tahun ini menjadi Rp 127 miliar. Analis pun mempertahankan rekomedasi beli atau buy terhadap saham bank digital ini.
Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhamad Wafi menilai, prospek bisnis Bank Jago (ARTO) sangat menjanjikan. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang solid dan kualitas aset yang tetap terjaga sehingga masih berpotensi mencatatkan kenaikan laba pada paruh kedua 2025.
Ia juga mencatat turunnya tren suku bunga akan membantu menekan biaya dana (cost of fund). Selain itu, menurut Wafi, ARTO mulai memasuki fase monetisasi, tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) yang semakin membaik.
“Kualitas aset yang membaik terlihat dari kenaikan laba yang melebihi kenaikan kreditnya," kata Wafi, Senin (29/7).
Wafi juga menyoroti langkah Bank Jago yang terus memperkaya aplikasinya dengan berbagai fitur dan inisiatif baru. Salah satu kekuatan utama, yakni memperluasnya model kolaborasi ekosistem Bank Jago.
Ia menilai, kerja sama dengan ekosistem seperti GoTo, Bibit, dan Stockbit akan menjadi pendorong bagi fundamental bisnis Bank Jago ke depan.
Menurutnya, pendekatan kolaboratif ini lebih efektif dibandingkan persaingan tradisional. Dengan menerapkan konsep embedded finance ke aplikasi-aplikasi yang akrab bagi generasi digital, Wafi menilai Bank Jago akan mampu menjaring nasabah baru secara lebih efisien, cepat, dan berpotensi menciptakan loyalitas jangka panjang.
“Selain itu ARTO juga bisa menyesuaikan penyaluran kreditnya sesuai dengan profil risiko masing-masing nasabah berbasis data yang ada," kata Wafi.
Senior Analyst Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai strategi dan model bisnis yang dijalankan Bank Jago sejauh ini telah terbukti efektif. Ia pun tak heran bank digital ARTO mampu mencatatkan pertumbuhan kredit dua digit dan labanya melonjak hingga tiga digit, meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Ini merupakan bukti bahwasanya bisnis Jago ketika dijalankan, ketika diterapkan, itu sudah membuahkan hasil dan memiliki prospek yang cerah," ujarnya.
Dalam risetnya, BRI Danareksa Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham Bank Jago (ARTO). Hal itu ditopang dari prospek pertumbuhan kredit yang kuat, kualitas aset yang terjaga, dan potensi perbaikan margin di paruh kedua tahun ini. Meski target harga saham sedikit direvisi turun dari Rp 3.400 menjadi Rp 3.300, ARTO dinilai masih memiliki potensi kenaikan harga yang menarik.
Kinerja Semester I 2025
Berdasarkan laporan keuangannya, ARTO membukukan laba bersih pada semester pertama tahun ini mencapai Rp 127 miliar, melesat 154% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 49,9 miliar. Kinerja laba, antara lain ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 37%.
Pendapatan bunga ARTO melesat 76,5% dari Rp 862 miliar menjadi Rp 1,52 triliun. Beban bunga juga turut naik dari Rp 199,2 miliar menjadi Rp 421,8 miliar. Namun, pendapatan bunga bersih berhasil naik 49% dari Rp 778 miliar menjadi Rp 1,16 triliun.
Kenaikan pendapatan bunga sejalan dengan kredit yang naik dari Rp 15,7 triliun pada semester I 2024 menjadi Rp 21,4 triliun. Direktur Utama Bank Jago,Arief Harris Tandjung menjelaskan, penyaluran kredit Bank Jago dilakukan dengan mengandalkan strategi kolaborasi dengan berbagai mitra dan dilakukan prinsip kehati-hatian tercermin dari rasio kredit bermasalah atau NPL gross di level 0,3%.
Adapun pada kuartal kedua 2025, laba bersih ARTO mencapai Rp 67 miliar, meningkat 11% secara kuartalan dan 136% secara tahunan, rekor laba kuartalan tertinggi sepanjang sejarah Bank Jago.