Bos BEI: Ada Perusahaan Konglomerat di Pipeline IPO


Bursa Efek Indoensia (BEI) mengungkap, salah satu perusahaan milik konglomerat Indonesia akan mencatatkan sahamnya melalui initial public offering (IPO) di BEI pada semester kedua 2025.
“Ada (perusahaan IPO konglomerat), saya enggak hafal berapanya,” kata Iman Rachman, Direktur Utama BEI, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (28/7).
Meski begitu, ia enggan menjelaskan perusahaan dari sektor mana yang akan melantai di BEI itu. Adapun Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan hingga saat ini terdapat 5 calon emiten yang tengah antre untuk mencatatkan perdana sahamnya atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, di antaranya terdapat empat perusahaan perusahaan beraset jumbo dalam antrean atau pipeline pencatatan saham BEI. Klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.
Berdasarkan data BEI, terdapat satu perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang masuk dalam pipeline. Sedangkan empat perusahaan, memiliki aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar. Namun tak ada perusahaan dalam pipeline yang tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar untuk IPO tahun ini
"Sampai dengan 25 Juli 2025 telah tercatat 22 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp 10,39 Triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Senin (28/7).
Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 2 perusahaan dari sektor material dasar
- 1 perusahaan dari sektor energi
- 1 perusahaan dari sektor finansial
- 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik