Membanding Prospek Right Issue IMJS, MINA dan TOWR, Mana yang Menarik?


Sejumlah emiten ramai mencari penambahan modal baru melalui aksi korporasi right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Di antara emiten yang baru mengumumkan aksi tersebut di antaranya adalah anak usaha grup Salim PT Indomobil Multi Jasa Tbk, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Senior Analyst Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memandang, pergelaran right issue akan mendatangkan antusiasme pasar jika harga pelaksanaan right issue berada di bawah rata-rata harga saham saat ini.
“Tapi jika harga right issue melebihi posisi harga sahamnya, pasti right issue tersebut tidak menarik ditebus,” kata Nafan kepada Katadata.co.id seperti dikutip Senin (28/7). .
Menurut Nafan, selain harga saham yang dipatok perusahaan ketika right issue, rencana penggunaan modal segar tersebut juga menjadi pertimbangan investor untuk mengikuti aksi korporasi tersebut. Seperti PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), emiten milik Hashim Djojohadikusumo yang juga adik dari Presiden Prabowo Subianto, baru saja menyelesaikan aksi korporasi right issue.
Melalui right issue, WIFI membidik dana segar hingga Rp 5,89 triliun dengan menerbitkan 2,94 miliar saham baru, setara 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 2.000 per saham.
Berdasarkan prospektus yang telah diterbitkan, himpunan dana segar tersebut setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dialokasikan untuk setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA).
Seluruh dana tersebut kemudian digunakan oleh JIA untuk melakukan setoran modal kepada entitas anaknya yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE). Sekitar Rp 5,8 triliun digunakan untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) untuk 5 juta homepass yang berlokasi di Jawa. sisanya akan digunakan sebagai modal IJE.
Usai melaksanakan right issue, saham WIFI melonjak drastis hingga mencapai level tertinggi Rp 2.950 jika dipantau sejak awal tahun ini. Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Jumat (25/7) saham WIFI naik 2,54% atau 70 poin ke level 2.830. Sementara sejak satu pekan terakhir saham WIFI melesat 4,81% dan meroket 590,24% bila ditinjau sejak awal tahun.
Lalu, seperti apa rencana right issue IMJS, MINA dan TOWR?
Entitas usaha milik konglomerasi Salim Group, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) berencana mengumpulkan dana segar dari aksi rights issue. Lewat aksi ini perusahaan bakal menghimpun dana hingga Rp 600 miliar.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, emiten di sektor transportasi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru dengan harga Rp 200 per saham.
Lebih lanjut, perseroan menyampaikan bahwa saham baru tersebut memiliki hak dan derajat yang sama dengan saham IMJS lainnya, termasuk hak atas dividen. Adapun aksi right issue akan digelar setelah perseroan mendapatkan restu dari para pemegang efek dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (28/8) mendatang.
Manajemen IMJS mengatakan dalam prospektus yang diterbitkan perseroan, seluruh dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk memperkuat struktur permodalan serta pengembangan usaha perseroan, baik langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak.
Kemudian emiten milik suami Puan Maharani, Happy Hapsoro PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) juga berencana melakukan aksi korporasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Berdasarkan prospektus yang disiarkan MINA dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, emiten properti ini akan mengincar dana segar sebesar Rp 164 miliar.
Lewat right issue perusahaan menawarkan 3,28 miliar saham baru. MINA berencana menggunakan dana hasil right issue untuk ekspansi bisnis, baik di tingkat induk maupun anak usaha. Manajemen MINA menyatakan, setiap saham dibanderol dengan dengan harga Rp 20. Sementara harga pelaksana yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 50 per saham.
Lalu emiten infrastruktur PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berencana melakukan right issue dengan menargetkan dapat menghimpun dana segar sebesar Rp 5,49 triliun.
Merujuk prospektus perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, TOWR akan menerbitkan sebanyak 8,08 miliar saham baru atau setara 13,91% dari total saham setelah pelaksanaan right issue. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 10 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 680 per saham. Adapun rasio penerbitan ditetapkan sebesar 619:100 atau setiap pemegang 619 saham lama dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 10 Juli 2025 berhak memperoleh 100 HMETD.
Manajemen TOWR menyampaikan, seluruh dana hasil rights issue akan digunakan untuk menambah penyertaan modal di entitas anak, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Dia juga menyatakan apabila masih ada kekurangan tambahan, Protelindo akan menutupinya dengan dana internal perusahaan.