Saham Konglomerat Toto Sugiri (DCII) Sentuh ARA, Tembus Rp 346 Ribu/Lot Ada Apa?


Saham milik konglomerat Otto Toto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melesat dalam sepuluh hari terakhir. Berdasarkan data perdagangan hari ini, saham DCII menembus auto reject atas (ARA) dengan kenaikan sebesar 19,99% atau 57.775 poin ke level 346.725 pada pukul 15.00, Rabu (23/7).
ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.
Bila menilik harga sahamnya dalam seminggu terakhir, DCII bergerak meroket 86,33%. Sementara bila dihitung secara year to date, sahamnya telah terbang sebesar 723,46%.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada BEI, Corporate Secretary DCII Gregorius Nicholas Suharsono menyatakan, perseroan tidak mengetahui penyebab terjadinya volatilitas transaksi saham DCII beberapa hari ke belakang. Di juga menyampaikan bahwa perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan pada kepemilikan sahamnya di perusahaan.
“Perseroan mengkonfirmasi bahwa tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu,” kata Gregorius dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (23/7).
Hari ini, saham DCII kembali diperdagangkan di pasar setelah sebelumnya disuspensi atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia. Otoritas BEI memandang perlu melakukan suspensi saham terhadap DCII karena emiten tersebut mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan beberapa hari terakhir.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Yulianto Aji Sadono mengatakan, suspensi dilakukan dalam rangka cooling down agar investor mendapatkan perlindungan terhadap transaksi saham di bursa.
Sepanjang 2025, pergerakan saham DCII mengalami lompatan pertama pada pertengahan Februari. Saat itu saham DCII melompat dari Rp 46 ribu menjadi di atas Rp 150 ribu.
Saat itu manajemen DCII memastikan tengah mempersiapkan pemecahan saham atau stock split. Sekretaris Perusahaan DCII Gregorius Nicholas Suharsono mengatakan rencana pelaksanaan saham sudah meminta surat permohonan persetujuan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Sebagaimana telah dikomunikasikan sebelumnya melalui surat permohonan persetujuan prinsip dalam rangka pemecahan saham pada 19 Februari 2025," kata Gregorius dalam keterangan resmi DCII kepada BEI, dikutip Senin (24/2).
Menurut Gregorius rencana stock split disiapkan berlangsung dalam rentang waktu tiga bulan mendatang. Meski begitu, ia mengatakan pengendali maupun pemegang saham utama DCI Indonesia tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan pada kepemilikan sahamnya di perseroan. Hingga kini, DCII juga belum mengumumkan kabar terbaru soal rencana stock split ini.