IHSG Cetak Rekor Tertinggi 2025, Saham Taipan Prajogo hingga Salim Jadi Penopang

Karunia Putri
23 Juli 2025, 17:51
IHSG
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
Seorang pengunjung mengambil gambar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG bergerak agresif menuju level 7.500 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (23/7). IHSG ditutup naik 1,70% ke level 7.469 mencetak rekor tertinggi sejak awal tahun (year to date).

Peningkatan IHSG belakangan ditopang oleh saham-saham konglomerat Tanah Air seperti Prajogo Pangestu dari Grup Barito, Anthony Salim dari Grup Salim hingga Toto Sugiri. Sementara itu, saham bluechip atau saham dengan kapitalisasi besar dan saham perbankan anteng di zona merah.

Analis MNC Sekuritas cabang Pantai Indah Kapuk Hijjah Marhama, atau kerap disapa Rahma memandang, pergerakan IHSG yang melesat tajam ini ditopang oleh kenaikan saham saham dari Grup Barito setelah Morgan Stanley Capital International atau MSCI mencabut perlakukan khusus dari tiga emiten grup tersebut. Tiga emiten itu adalah PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

“Respon pasar overreaction ya sebenernya, jadi itu yang mendorong IHSG sebelumnya 11 hari kerja naik berturut-turut,” kata Rahma ketika dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (23/7).

Ia juga menyatakan selain ditopang oleh grup milik Prajogo, IHSG juga digendong oleh Grup Bakrie dan Grup Saratoga. Sementara itu, Rahma menilai pelemahan dari sektor perbankan terjadi karena rendahnya likuiditas di sektor tersebut. 

“Dalam 3 tahun terakhir loan growth (pertumbuhan kredit) kita per juni 2025 terendah di level 7.77%, terendah sebelumnya di bulan juni 2023 di level 7.8%,” ujarnya. 

Ia melanjutkan, dalam jangka pendek, belum terdapat katalis negatif selain dari tarif impor yang ditetapkan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Sementara itu, dia menyebut IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke level 7.500-7.700 dalam minggu depan hingga Agustus.

Di lain sisi, Head of Research Korea Investment dan Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi memandang, kenaikan IHSG karena sejak awal tahun ada banyak aksi korporasi yang dilakukan oleh saham-saham milik konglomerat Tanah Air. Akibatnya, ekspektasi investor meningkat terhadap investasi saham.

Kendati demikian, Wafi memandang potensi rotasi sektoral dari saham-saham konglomerat kembali ke saham bluechip seiring pulihnya perekonomian dan valuasi saham konglomerat yang relatif sudah mahal. 

“Kami masih mempertahankan target IHSG di 7.700 di akhir tahun ini,” kata dia.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut, penopang kapitalisasi market hingga penguatan IHSG dipegang oleh sektor teknologi. Penguatan juga ditopang oleh kebijakan pemangkasan suku bunga yang telah ditetapkan Bank Indonesia beberapa waktu lalu. 

Menurut Nafan, bila potensi reduction of borrowing cost effect (efek penurunan biaya pinjaman) dapat terwujud, makan saham teknologi akan berkembang semakin pesat. “Karena ini bagian dari strong domestic. Karena ini juga berkaitan dengan dinamika domestic consumption,” ujarnya.

Saham-saham dengan kapitalisasi besar hari ini:

  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): kapitalisasi market sebesar Rp 1.046 triliun
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): kapitalisasi market sebesar Rp 1.038 triliun
  • PT DCI Indonesia Tbk (DCII): kapitalisasi market sebesar Rp 826,5 triliun
  • PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): kapitalisasi market sebesar Rp 782,92 triliun
  • PT Bayan Resources Tbk (BYAN): kapitalisasi market sebesar Rp 6400 triliun

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...