Danantara Susun 22 Program Transformasi Bisnis BUMN, Apa Saja Fokusnya?


Holding operasional Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia, PT Danantara Asset Management (Persero) menyiapkan 22 program strategis yang bakal dijalankan di sisa tahun 2025.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria mengatakan program ini menjadi bagian dari upaya optimalisasi portofolio BUMN. Saat ini portofolio dibagi dalam tiga klaster, yakni restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan.
Dony mengatakan dalam bidang restrukturisasi, Danantara Asset Management (DAM) menyoroti empat sektor utama mencakup bisnis maskapai penerbangan, infrastruktur manufaktur baja, proyek kereta api cepat, hingga restrukturisasi sektor asuransi.
“Jadi lima hingga enam bulan ke depan, kami harapkan mampu menyelesaikan ada 22 program kerja dan sudah dikonsultasikan ke DPR,” kata Dony dalam Rapat Kerja dengan Menteri BUMN dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Danantara di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (23/7).
Selain itu, Dony menyebut Danantara juga mengelompokan program kerja ke dalam dua fokus utama lainnya, yakni streamlining dan konsolidasi bisnis. Konsolidasi akan menyasar sembilan sektor strategis BUMN, di antaranya konstruksi, industri pupuk, layanan kesehatan, perhotelan, industri gula, hilirisasi minyak, asuransi, pengelolaan aset, dan kawasan industri.
Kemudian delapan program lainnya untuk mendorong pengembangan sektor-sektor baru yang memiliki prospek jangka panjang. Danantara Asset Management (DAM) akan mempercepat ekspansi di sektor koperasi, ketahanan pangan, baterai, industri semen, perbankan syariah, telekomunikasi, serta industri galangan kapal.
Seiring dengan itu, Dony menyebut Danantara juga memastikan seluruh program berjalan optimal, DAM juga menempatkan aspek tata kelola sebagai prioritas, terutama pengelolaan sumber daya manusia, sistem keuangan, manajemen risiko, serta kepatuhan hukum.