Wall Street Bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq Rekor Terdongkrak Musim Lapkeu

Nur Hana Putri Nabila
22 Juli 2025, 06:26
wall street, nasdaq, S&P 500
Antara
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Mayoritas indeks bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup naik pada perdagangan Senin (21/7). Pergerakan saham didorong oleh optimisme investor terhadap musim laporan keuangan, yang dinilai mampu meredam kekhawatiran pelaku pasar terkait ketegangan perdagangan.

Indeks S&P 500 naik 0,14% ke level 6.305,60, untuk pertama kalinya ditutup di atas ambang 6.300. Nasdaq Composite juga naik 0,38% ke rekor penutupan baru di level 20.974,17. Sedangkan Dow Jones turun 0,04%

Sepanjang sesi, kedua indeks sempat menyentuh rekor tertinggi intraday, didorong oleh kenaikan saham teknologi besar seperti Meta Platforms dan Amazon. Namun, Dow Jones Industrial Average justru terkoreksi tipis 19,12 poin atau 0,04% ke 44.323,07.

Perdagangan awal pekan ini juga diwarnai rilis laporan keuangan kuartal kedua yang positif. Saham Verizon naik 4% usai membukukan laba di atas ekspektasi. Data FactSet menunjukkan, dari 62 emiten S&P 500 yang telah melaporkan, lebih dari 85% berhasil mengalahkan estimasi analis.

Bank of America memperkirakan, pertumbuhan laba kuartal II secara keseluruhan mencapai 5% (yoy). Kontribusi besar diperkirakan dari kelompok saham teknologi besar atau “Magnificent Seven”. John Butters dari FactSet menyebut, kelompok ini diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba 14%, jauh di atas rata-rata 3,4% dari 493 perusahaan lainnya di indeks S&P 500.

Pelaku pasar juga menaruh perhatian besar terhadap laporan keuangan Alphabet dan Tesla yang akan dirilis pekan ini. Harga saham Alphabet naik lebih dari 2% dalam sesi Senin, sedangkan saham Tesla justru turun tipis.

Di sisi lain, ketidakpastian masih membayangi seiring pernyataan terbaru dari Gedung Putih soal kebijakan tarif. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut 1 Agustus 2025 sebagai batas akhir bagi negara-negara untuk mulai membayar tarif impor, namun membuka peluang negosiasi lanjutan.

Kepala strategi investasi CFRA Research, Sam Stovall, menilai rendahnya ekspektasi terhadap laba emiten justru menjadi peluang. “Jarang Anda terluka jika jatuh dari jendela basement. Dengan ekspektasi laba yang rendah, hasil akhirnya kemungkinan akan lebih baik,” ujarnya kepada CNBC, dikutip Selasa (22/7).

Ia juga menambahkan, pasar saat ini tengah dalam fase kenaikan setelah pulih dari koreksi dalam. Berdasarkan pola historis, ia memperkirakan S&P 500 masih bisa naik hingga ke level 6.600, atau sekitar 4,7% dari penutupan Senin, sebelum akhirnya berpotensi turun lagi.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...