Mitratel (MTEL) Bakal Buyback Rp 1 Triliun, Harga Sahamnya Melesat 4,17%

Karunia Putri
21 Juli 2025, 19:55
mitratel, mtel, tbig
Telkom
MTEL sebelumnya juga dikabarkan tengah menjajaki penggabungan usaha atau merger dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Entitas anak Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan alokasi dana maksimal Rp 1 triliun. Harga sahamnya pun melesat 4,17% pada perdagangan hari ini di tengah pengumuman aksi korporasi itu. 

Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, pembelian saham kembali tidak akan melebihi 4,12% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Guna mengeksekusi aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (26/8). 

“Sehingga, rencana pelaksanaan pembelian kembali aham akan dilaksanakan sejak 26 Agustus 2025 hingga paling lama 12 bulan sejak tanggal persetujuan Pembelian Kembali Saham dalam RUPSLB,” kata Hendra dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (21/7).

Hendra mengatakan buyback saham dilakukan perusahaan dengan mempertimbangkan dua hal. Pertama, manajemen perseroan memandang Mitratel perlu untuk menjaga stabilitas harga saham yang beredar saat ini yang dapat mencerminkan nilai atau kinerja perusahaan serta demi menjaga kepercayaan investor. 

Kedua, guna mengoptimalkan excess kas perseroan untuk meningkatkan return kepada pemegang saham perseroan.

“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan rencana pembelian kembali saham tidak memberi dampak material negatif terhadap kegiatan usaha perseroan,” ujarnya.

Berdasarkan data Stockbit pada penutupan perdagangan Senin (21/7), harga saham Mitratel mengalami kenaikan sebesar 4,17% atau 25 poin ke level 625. Sejak satu bulan lalu, saham MTEL telah melonjak 19,05%.

MTEL dan TBIG Dikabarkan Merger

MTEL sebelumnya juga dikabarkan tengah menjajaki penggabungan usaha atau merger dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Penggabungan kedua perusahaan ini berpotensi menciptakan valuasi mencapai  Rp 93 triliun atau sekitar US$ 5,7 miliar.

Menanggapi kabar potensi merger, analis PT Indo Premier Sekuritas, Aurelia Barus dan Belva Monica, menilai aksi itu berdampak positif bagi sektor menara telekomunikasi. Menurutnya, konsolidasi ini dapat memperkuat fundamental bisnis infrastruktur aktif sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang lebih menjanjikan bagi para pemain di industri telko.

Indo Premier Sekuritas mengatakan prospek sektor menara bakal kian menarik jika salah satu katalis jangka panjang berhasil terealisasi sebab berpotensi mendorong pertumbuhan yang lebih kuat ke depannya. “MTEL tetap menjadi pilihan utama kami,” tulis analis Indo Premier Sekuritas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...