Menilik Prospek Saham BTPN Syariah (BTPS) Usai BI Putuskan Pangkas Suku Bunga

Karunia Putri
16 Juli 2025, 15:00
BTPN Syariah
ANTARA FOTO/Andry Denisah
Community Officer BTPN Syariah memberi penjelasan kepada nasabah saat Pertemuan Rutin Sentra (PRS) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten perbankan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) diramal bakal mendapat keuntungan dengan keluarnya keputusan terbaru dari Bank Indonesia. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini, BI memutuskan untuk menurunkan suka bunga atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5.25% dari 5.5%. 

Retail Research Analyst CGS Sekuritas Sharon Natasha mengatakan, penurunan tersebut akan mendongkrak saham emiten perbankan termasuk BTPS. BTPS dilirik cukup menarik sejak satu pekan terakhir, apalagi pada perdagangan kemarin, arus masuk dana BTPS mencapai Rp 7 miliar. 

“BTPS tentunya disinyalir menjadi salah satu bank yang cukup diuntungkan kalau misalkan pemangkasan ini (BI Rate) berlanjut,” kata Sharon dalam keterangannya pada Rabu (16/7).

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia, pada sesi pertama harga saham BTPS naik 1,40% atau 20 poin ke level 1.450. Sementara itu, pada perdagangan kemarin, sahamnya sempat menembus level tertinggi sejak awal tahun, yakni Rp 1.490. Sementara itu, selama satu pekan terakhir saham BTPS  terus menanjak hingga naik 9,40%.

Tiga Sentimen Positif Saham BTPS

Menurut Sharon, ada tiga sentimen yang membuat saham BTPS menjadi menarik bagi investor, pertama karena adanya aksi pembelian saham kembali atau buyback yang dilakukan perusahaan dengan nilai mencapai Rp 927 miliar. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen BTPS menjelaskan,  jumlah saham yang akan dibeli tidak akan melebihi 10% dari modal disetor perseroan dan saham yang beredar (free float). 

Setelah buyback, kepemilikan saham publik tidak akan menjadi kurang dari 7,5% dari modal disetor perseroan. Adapun pelaksanaan buyback akan dilakukan paling lama tiga bulan sejak pengumuman di keterbukaan informasi. Periode buyback diperkirakan terjadi dalam rentang waktu 11 Juni 2025 hingga 9 September 2025.

Langkah buyback disiapkan BTPS  karena kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Lewat aksi buyback ini, perseroan berharap dapat mendukung upaya regulator untuk menjaga kestabilan pasar modal di tengah kondisi perdagangan saham dengan volatilitas tinggi dan meningkatkan kepercayaan investor.

Sentimen kedua adalah kinerja keuangan BTPS di bulan Mei 2025 yang membaik. Sharon juga memprediksi kinerja keuangan bulan berikutnya juga akan membaik. Menukil laporan keuangan bulan Mei 2025 BTPN Syariah, perseroan mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 537,5 miliar. Angka ini naik 27% jika dibandingkan dengan laba bersih bulan April yang mencapai Rp 422,2 miliar. 

Sementara itu, pendapatan penyaluran dana menjadi Rp 2,17 triliun dari Rp 1,73 triliun secara month on month (mom). Adapun piutang murabahah atau pembiayaan jual beli bulan Mei sebesar Rp Rp 9,5 triliun dan pembiayaan bagi hasil musyarakah sebesar Rp 601 miliar.

Sentimen terakhir adalah investor asing. Menurut Sharon, saat ini kepemilikan investor asing dalam saham BTPS masih rendah, apalagi jika dibandingkan dengan kepemilikan asing sebelum pandemi Covic-19. Sebab kata dia, investor asing tidak mengikuti perkembangan emiten perbankan pasca pandemi Covid-19. Meski begitu, BTPS masih memiliki kekuatan di pertumbuhan kredit.

“Untuk dari pertumbuhan kredit sendiri ini masih cukup jadi concern utama investor,” ujarnya.

Menurut Sharon, tim research CGS menilai akan ada perbaikan biaya kredit yang cukup konsisten bagi BTPS. “Team research kita ini memperkirakan untuk trend BTPS secara fundamental akan berlanjut di semester 2 di 2025 mendatang,” kata dia. 

Dia menyarankan untuk menambah koleksi saham BTPS dengan target harga di Rp 1.500. Sementara itu, tim analis Mirae Asset Sekuritas juga menyarankan investor melakukan penambahan saham BTPS dengan beli di level 1.305-1.335. Adapun target harga pertama di Rp 1.350, target harga kedua Rp 1.380 dan harga target harga ketiga Rp 1.430. Sementara support berada di level 1.305 dan 1.270.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...