Laba Emiten Milik Adik Prabowo WIFI Melesat 155% di Kuartal II 2025


Emiten adik Presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, yaitu PT Solusi Energi Digital Tbk (WIFI) mencatatkan perolehan kenaikan laba sebesar 155% pada kuartal kedua tahun ini.
Merujuk laporan keuangan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, WIFI laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 227,91 miliar dari Rp 89,86 miliar pada kuartal kedua tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan usaha perseroan naik 66% menjadi Rp 513,46 miliar dari Rp 309 miliar secara periode year on year (yoy). Adapun beban pokok pendapatan justru berkurang menjadi Rp 121,10 miliar dari Rp 129,64 miliar secara yoy.
Seiring dengan pelaporan kuartal kedua ini, saham WIFI melesat 4,98% atau 100 poin ke level 2.110 pada perdagangan kemarin, Selasa (15/7). Sejak satu minggu terakhir, saham bergerak fluktuatif dengan kenaikan sebesar 3,43%. Bila ditinjau sejak awal tahun, saham WIFI telah melejit 414,63% atau 1.700 poin.
WIFI Gelar Right Issue, Dana Segar Sebesar Rp 2,94 miliar
Sebelumnya, WIFI telah melakukan aksi korporasi berupa right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan menargetkan dana segar sebesar Rp 5,89 triliun. Perseroan menerbitkan 2,94 miliar saham baru setara dengan 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham.
Direktur Utama Solusi Sinergi Digital (WIFI) Yune Marketatmo menilai, aksi ini menjadi bukti bahwa model bisnis perusahaan tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Ia menyebut, perusahaan membangun kolaborasi strategis dengan lebih dari 400 ISP lokal, sebagian besar merupakan pelaku UMKM untuk menghadirkan 400 homepass di 400 stasiun kereta api.
Selain itu, perusahaan juga menjalin kemitraan dengan sejumlah institusi besar, termasuk Pertamina melalui PGN. Perusahaan juga mendapat dukungan dari mitra teknologi global seperti Nokia, Forexside, Huawei, Fibercon, dan Qualcomm.
Yune juga mengatakan, perusahaan teknologi asal Jepang, NTT East, kini resmi bergabung sebagai mitra melalui anak usaha WIFI, yakni PT Integrasi Jaringan Ekosistem. Di tingkat global, NTT Asia dikenal sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar, dengan kapasitas mengelola layanan FTTH (fiber to the home) untuk 25 juta pelanggan.
"Ini bukan hanya dukungan modal dan teknologi. Ini adalah validasi global atas kredibilitas WIFI dan masa depan industri ini di Indonesia," ujar Yune Marketatmo.
Dana hasil dari right issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh WIFI untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA). Seluruh dana tersebut kemudian digunakan oleh JIA untuk melakukan setoran modal kepada entitas anaknya yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Sekitar Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) untuk 5 juta homepass yang berlokasi di Jawa. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja IJE.