Tak Masuk Agenda RUPSLB, Intip Dampak Spin Off BSI dari Bank Mandiri (BMRI)

Nur Hana Putri Nabila
15 Juli 2025, 14:32
BSI, Bank mandiri, BMRI, spin off
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Rencana pemisahan atau spin off  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai entitas sendiri di bawah Danantara tak masuk dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan digelar bulan depan. Namun, bagaimana sebenarnya dampak dari spin off pada kedua bank ini?

Rencana spin off  BRIS dari BMRI telah dikonfirmasi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. BSI merupakan salah satu anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang merupakan hasil merger tiga bank syariah milik bank BUMN, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. 

Bank Mandiri kini memiliki 51,47% atau 23,74 miliar saham BSI. Sedangkan BBNI memegang 23,24% atau 10,72 miliar saham, dan BBRI menggenggam 15,38% atau 7,09 miliar saham BRIS.  

Rencana spin off ini semula dikabarkan bakal masuk dalam agenda RUPSLB Bank Mandiri. Namun, dalam pengumuman resmi  Bank Mandiri yang dipublikasikan di laman BEI pada Minggu (13/7), mata acara RUPSLB hanya mencakup perubahan pengurus perseroan. 

Lalu bagaimana dampaknya jika spin off dilaksanakan?

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, menilai aksi ini dapat memberikan sentimen positif jika benar direalisasikan. Ia juga menilai Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki prospek yang cukup solid ke depan,  terutama karena selektif dalam pengembangan bisnis.

“Cuma memang yang harus dilihat kemungkinan adanya player-player yang baru, mungkin  udah tau lah kira-kira nanti apa perbankan yang bisa jadi kompetitornya,” kata Rully kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/7). 

Adapun pada perdagangan saham Selasa (15/7) pukul 13:53 WIB. harga saham BRIS terpantau naik 0,74% ke Rp 2.740. Volume yang diperdagangkan sebesar 14,99 juta dengan nilai transaksi Rp 41,21 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 126,39 triliun. 

Di sisi lain Rully melihat tren saham BMRI justru melemah, terutama di tengah kabar pergantian direksi. Harga aham BMRI terpantau merosot 8,74% dalam sebulan terakhir dan tergelincir 0,42% seminggu terakhir. 

Meski begitu, harga saham BMRI pada perdagangan hari ini terpantau naik 0,21% ke Rp 4.700. Volume yang diperdagangkan sebesar 95,32 juta dengan nilai transaksi Rp 448,54 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 438,67 triliun. 

Saham Bank Mandiri berhasil bangkit dari perdagangan Senin (14/7) kemarin, yang sempat terperosok 5,63% ke Rp 4.690 per helainya.  

“Mungkin itu sebagian juga sudah terefleksi dari kemarin, dari pergerakan kemarin,” ucap Rully. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...