BEI Tambah 5 Saham Underlying Single Stock Futures: Ada BRPT, BMRI, hingga ANTM


Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas cakupan produk derivatifnya dengan menambahkan lima saham baru sebagai underlying untuk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF) mulai Senin, (14/7). Penambahan tersebut ditopang positifnya tren pasar karena performa sektor konsumsi, pertambangan, dan energi solid di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
Kelima saham baru yang masuk dalam daftar underlying SSF, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Adapun total saham yang menjadi underlying SSF kini mencapai 10 emiten.
Lima saham lainnya yang sudah terlebih dulu, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Sejak pertama kali diluncurkan, produk SSF menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hingga Juni 2025, total transaksi SSF mencapai 2.175 kontrak dengan nilai setara Rp 1,02 miliar, naik 19% dibandingkan 2024. Jumlah investor derivatif juga meningkat 142% secara tahunan (yoy) dengan total 359 investor per Juni 2025.
Penambahan underlying saham ini juga merupakan bentuk komitmen BEI dalam memperluas dan memperdalam pasar untuk produk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF). Langkah ini bertujuan memberikan lebih banyak alternatif investasi bagi pelaku pasar serta memperkaya instrumen derivatif di pasar modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan, penambahan underlying SSF tidak hanya menjadi milestone penting dalam pengembangan produk derivatif, tetapi juga langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar modal Indonesia secara keseluruhan.
“Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berharap investor memiliki lebih banyak alternatif instrumen investasi untuk menyesuaikan strategi investasinya,” ungkap Jeffrey dalam keterangan resminya, Senin (14/7).
Jeffrey menilai, kehadiran lima saham baru sebagai underlying Single Stock Futures (SSF) mampu menjawab kebutuhan investor, baik untuk tujuan lindung nilai (hedging) maupun optimalisasi portofolio dalam berbagai kondisi pasar.
Ia juga menekankan bahwa instrumen SSF menawarkan keunggulan melalui fitur leverage, fleksibilitas transaksi dengan modal relatif kecil, serta kemampuan transaksi dua arah (long dan short) pada saham-saham dari sektor yang beragam.
BEI pun terus mendorong partisipasi aktif Anggota Bursa dalam menyediakan akses perdagangan derivatif, agar semakin banyak investor dapat menjangkau dan memanfaatkan produk ini sebagai alternatif investasi yang menarik dan bernilai tambah di kedepannya