Penjualan Mobil Astra Jeblok pada Semester I 2025, Bagaimana Prospek Saham ASII?

Nur Hana Putri Nabila
14 Juli 2025, 13:49
astra, penjualan mobil, astra international, ASII
Katadata/Fauza Syahputra
Ilustrasi. Harga saham ASII terpantau turun 0,42% ke level Rp 4.690.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Penjualan mobil raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) hanya tercatat mencapai 201.633 unit sepanjang semester pertama 2025, turun 13% dibanding periode yang sama tahun lalu 231.734. Penjualan mobil pada bulan lalu bahkan hanya mencapai 29.365 anjlok 46,77% dibandingkan Juni 2024.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Astra pada bulan lalu, turun 14% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka penjualan pada bulan Juni merupakan yang terendah kedua setelah April yang memang terdampak libur Lebaran dan hanya mencatatkan penjualan 26.976 unit.

Kinerja penjualan Astra pada paruh pertama tahun ini lebih buruk dibandingkan penjualan mobil secara nasional. Angka penjualan mobil pada semester I 2025 secara nasional tercatat turun 8,60% menjadi 374.741 unit dibandingkan periode sama tahun 2024 sebanyak 410.020 unit.P

enurunan penjualan secara umum masih menghantui merek-merek asal Jepang, baik yang berada di bawah naungan Astra International (ASII) maupun non-ASII. Di antara merek Jepang, hanya Suzuki yang mampu mencatat pertumbuhan penjualan secara tahunan pada Juni 2025.

Sementara itu, merek-merek asal Tiongkok terus menunjukkan performa positif. Chery mencetak tonggak baru dengan membukukan penjualan bulanan di atas 2.000 unit untuk pertama kalinya. Bersama BYD (termasuk Denza), keduanya kini menempati posisi ke-6 dan ke-7 dalam daftar merek mobil terlaris per Juni 2025, naik dari posisi ke-9 dan ke-10 pada Desember 2024.

Kondisi ini pun membuat pangsa pasar Astra turun. Selama semester pertama 2025, gabungan pangsa pasar Toyota dan Daihatsu hanya mencapai 50,2%, turun dibandingkan semester I 2024 sebesar 52,5%. Pangsa pasar Honda juga terpantau turun tajam dari 11,6% menjadi hanya 8,7%.

Sebaliknya, BYD melonjak dari 0,4% menjadi 5,3%, dan Chery naik dari 1% menjadi 2,7%.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyampaikan, pihaknya bersama pemerintah sedang mencari formula kebijakan yang dapat menggenjot penjualan otomotif nasional. Menurutnya, bentuk terobosan yang sedang dibahas mencakup insentif fiskal maupun reformasi perpajakan. Kebijakan ini akan diumumkan setelah disepakati bersama dengan pemerintah.

Bagaimana Prospek Saham ASII?

Meski ekspektasi pasar terhadap saham-saham otomotif sudah rendah, Tim riset Stockbit Sekuritas menilai, kembali memburuknya tren penjualan mobil membuat potensi pemulihan saham-saham otomotif seperti ASII, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)  masih belum akan terlihat. 

“Kecuali jika insentif yang signifikan diluncurkan pemerintah,” tulis tim riset Stockbit Sekuritas dikutip Senin (14/7).

Sementara itu, kuatnya penjualan mobil BYD turut mendorong pertumbuhan volume keluaran (throughput) bongkar muat mobil completely built-up (CBU) milik PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC). Selama periode Januari hingga Mei 2025, throughput CBU IPCC tercatat mencapai 348.500 unit atau tumbuh 9% secara tahunan (yoy).

Harga saham ASII terpantau turun 0,42% ke level Rp 4.690. Volume yang diperdagangkan tercatat 12,52 juta dengan nilai transaksi Rp 58,76 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 189,87 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...