Harga Saham Bank Rontok Awal Pekan Ini, Berikut Rekomendasi Analis


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan kenaikan selama sepekan ini. Saham-saham bank dinilai layak dikoleksi di tengah kabar penurunan suku bunga global meski harga sahamnya tengah rontok awal pekan ini.
Berdasarkan data Stockbit hingga pukul 11.20 WIB, harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 4,83% ke level Rp 4.730, PT Bank Negara Indonesia Tbk turun 4,07% ke level Rp 4.010, PT Bank Central Asia Tbk turun 1,45% ke level Rp 8.500, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2,84% ke level Rp 3.770.
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai, IHSG diproyeksikan masih naik pada pekan ini secara teknikal. Hal ini diperkuat dengan stochastic K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif.
Meskipun ia menyatakan proyeksi penguatan ini ditantang oleh sentimen proteksionisme Donald Trump dengan tarif impor 35% yang ditetapkannya kepada Uni eropa dan Meksiko. Nafan juga memberikan rekomendasi tiga saham bank berkapitalisasi besar yang dapat dicermati selama satu pekan ke depan, yaitu:
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Nafan merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menurutnya berpotensi memiliki prospek yang positif. Hal ini didorong oleh kinerja solid yang konsisten dan profil keuntungan yang kuat.
Nafan memperkirakan BBCA akan mendekati level support di level 8.425 dengan target terdekat di Rp 8.825. Jual jika berada di bawah level Rp 8.250.
“Accumulative buy (beli bertahap) pada level 8.525-8.725,” kata Nafan.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Emiten yang ia rekomendasi selanjutnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Menurutnya, BBNI memiliki prospek cerah karena telah berkomitmen menciptakan kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Berdasarkan hasil teknikalnya, BBNI berhasil rebound dari area support 3.930 dengan target harga terdekat di Rp 4.360. Jual jika di bawah 3.930.
“Accumulative buy (beli bertahap) pada level 4.050-4.250,” ujarnya.
Harga saham BBNI jatuh 3.11% atau 130 poin ke level 4.040 pada perdagangan hari ini pukul 9.50 WIB. Sementara sejak awal tahun, saham BBNI bergerak berfluktuasi dengan koreksi sebesar 6,90%.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Bank besar lainnya yang masuk dalam rekomendasi Nafan adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Saat ini, BMRI tengah mendukung penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi mewujudkan operasional koperasi desa.
Tak hanya itu, BMRI juga berperan mendukung peluncuran Himbara di koperasi desa dan kelurahan merah putih pada 19 Juli 2025.
Berdasarkan stochastics dan RSI, BMRI menunjukkan sinyal positif. Level support berada di Rp 4.750 dengan target harga di Rp 5.075, jual jika berada di bawah 4.530.
“Accumulative buy (beli bertahap) pada level 4.830-4.990,” kata dia.
Harga saham BMRI terkoreksi 4,23% atau 210 poin ke level 4.760 pada perdagangan hari ini pukul 10.20 WIB. Sejak awal tahun, saham BMRI berfluktuasi dengan koreksi sebesar 16,67%.
Rekomendasi PT Indo Premier Sekuritas (IPOT)
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan mengimbau para trader untuk mencermati dua sentimen kunci, yakni spekulasi pemangkasan suku bunga global dan rilis kinerja emiten kuartal kedua tahun ini.
David menyatakan bahwa dengan inflasi global yang melandai, bank sentral utama mulai membuka opsi pemangkasan suku bunga yang akan mendukung kinerja aset-aset risiko, termasuk IHSG. Selain itu, musim laporan keuangan juga akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham.
"Minggu ini akan dimulai fase pengumuman earnings untuk beberapa sektor, yakni perbankan dan konsumer utama,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (14/7).
David pun memberikan tiga rekomendasi saham yang dapat dicermati para investor atau trader dalam perdagangan satu pekan ke depan. Berikut ulasannya:
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau terkoreksi 0,29% atau 50 poin ke level 8.600 pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (14/7) pukul 9.14 WIB.
Menurut David, saham BBCA memiliki potensi yang menarik bagi para investor. Hal ini disebabkan dengan potensi pelonggaran suku bunga global dan lokal sektor perbankan.
Selain itu, mengacu pada laba bersih BBCA per Mei 2025 yang dilaporkan tumbuh 16% secara year on year menambah penguatan potensi emiten keuangan ini.
“Jangka pendek BBCA mulai terlihat bottoming dan saat ini memberikan risk-reward yang cukup menarik sehingga layak buy,” kata dia.
Adapun David merekomendasikan untuk membeli BBCA di harga 8.625 dengan target harga jangka pendek Rp 9.100 dengan asumsi kenaikan 5,51%. Jika harga turun di bawah Rp 8.400 maka ia menyarankan untuk menjual saham ini dengan rasio kerugian sebesar 2,61%.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF)
Menurut David, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mempunyai hubungan yang kuat dan berkorelasi dengan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga, maka peminjam akan lebih tertarik untuk ambil kredit dengan bunga murah.
“Dalam jangka pendek, emiten ini juga terlihat ada potensi untuk breakout dari area konsolidasinya,” ujarnya.
Adira Dinamika adalah perusahaan pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik baru maupun bekas. Emiten ini merupakan anak usaha dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
David menyarankan investor untuk masuk ke dalam saham ini ketika harganya mencapai Rp 9.250 dengan target harga jangka pendek di Rp 9.800. Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar 5,95%. Namun, ia menyarankan investor menjual jika saham berada di bawah level 9.000 dengan taksiran kerugian sebesar 2,70%.
Adapun saat berlangsungnya perdagangan sesi pertama hari ini pukul 9.30, harga saham ADMF naik tipis 0,27% atau 25 poin ke level 25. Sementara itu, harga sahamnya terkoreksi 7,11% sejak awal tahun.
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI)
David mengatakan, 2025 merupakan tahun dengan fokus utama pada energi terbarukan (renewable energy). Meskipun AADI fokus terhadap batu bara, tapi the whole group of Adaro saat ini sedang membangun Adaro Green.
“AADI sangat menarik karena mengkonfirmasi area support yang telah diuji di level 6.675,” katanya.
Saat perdagangan hari ini berlangsung, harga saham AADI naik 0,36% atau 25 poin ke level 7.025 pada pukul 9.35 WIB. Sejak awal tahun, saham AADI telah terkoreksi sebesar 17,40%.
David menyarankan trader menambahkan saham AADI untuk dikoleksi jangka pendek ketika berada di level 7.000. Target harga di Rp 7.575 dengan keuntungan mencapai 8,21%. Jual jika harga berada di bawah level 6.676 dengan potensi kerugian sebesar 4,63%.