Mengapa IPO di BEI Lebih Sepi pada Tahun Ini?

Nur Hana Putri Nabila
11 Juli 2025, 14:45
BEI, IPO, AEI
Katadata/Fauza Syahputra
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Jumlah perusahaan yang antre untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester kedua tahun ini bakal sepi. BEI mencatat hanya tersisa empat perusahaan dalam pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga akhir 2025. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Gilman P. Nugraha  menilai, BEI kini lebih mengejar kualitas calon emiten untuk IPO tak sebatas  kuantitas.  “Jadi mungkin ya itu kan prerogatifnya di bursa ataupun di OJK bicara untuk penyaringan emiten-emiten, calon-calon emiten,” kata Gilman kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/7).

Menurut Gilman, BEI memperhatikan kualitas manajemen hingga laporan keuangan yang solid dari masing-masing calon emiten. Menurutnya, hal itu seharusnya dapat dipersiapkan sejak awal.

AEI, menurut dia. juga aktif melakukan berbagai cara untuk menjaring dan membina calon-calon perusahaan yang berpotensi IPO agar lebih siap sejak dini.

Gilman menyebut AEI juga mendorong emiten yang sudah tercatat untuk mendorong anak usahanya menjajaki IPO, terutama jika induknya sudah berstatus perusahaan terbuka (Tbk).

Hingga pekan ini, terdapat 22 emiten yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia. Dengan tambahan empat emiten yang masuk dalam pipeline IPO hingga Juni, maka kemungkin baru ada 26 emiten yang akan melantai di BEI hingga akhir tahun. Padahal pada 2024 lalu, tercatat ada 41 perusahaan yang menggelar IPO.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, BEI berkomitmen pada kegiatan pengembangan dan edukasi yang berkelanjutan  guna mendukung peningkatan jumlah dan kualitas perusahaan tercatat. Nyoman mengatakan tujuannya adalah memastikan informasi dan kesiapan terkait IPO betul-betul dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.

Melalui unit kerja khusus, BEI secara proaktif mendampingi berbagai perusahaan dalam perjalanan mereka mempersiapkan IPO. Ia menyampaikan, pendampingan ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, pertemuan tatap muka (one-on-one meeting), dan networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan para profesional penunjang pasar modal.

Inisiatif-inisiatif ini diharapkan dapat mempermudah akses perusahaan terhadap ekosistem pasar modal dan mempercepat proses transformasi menuju status perusahaan terbuka. Selain itu, menurut Nyoman, BEI bekerja sama dengan berbagai instansi baik swasta maupun pemerintah, asosiasi pengusaha, perbankan dan instansi lainnya dalam melakukan kegiatan edukasi.

Selain edukasi mengenai IPO saham BEI juga mengadakan edukasi terkait penerbitan sukuk, penerbitan obligasi dan berbagai instrument efek lainnya sebagai bentuk peningkatan instrument investasi di pasar moda

“Dapat kami tekankan bahwa keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan sebuah aksi korporasi yang sangat strategis sehingga memerlukan pertimbangan yang matang,”  kata Nyoman. 

Menurut dia, BEI menghargai komitmen perusahaan yang mempersiapkan diri sebaik dan seoptimal mungkin untuk IPO. Namun, Nyoman menyebut keberhasilan suatu IPO tidak hanya ditentukan oleh struktur dan momentum pasar, tetapi juga bergantung pada kesiapan internal calon emiten.

Menurutnya, ini mencakup kesiapan kinerja keuangan yang solid, penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kualitas manajemen yang andal, serta equity story yang disampaikan secara meyakinkan. 

“Kami terus mendorong perusahaan untuk membangun kesiapan IPO yang unggul demi menjamin kesuksesan, baik pada saat penawaran perdana maupun dalam jangka panjang setelah saham mereka tercatat,”  kata Nyoman. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...