Indokripto (COIN) Resmi Melantai di BEI, Harga Sahamnya Tembus ARA Naik 35%


Perusahaan bursa kripto pertama di Indonesia, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/7). Harga sahamnya menembus batas atas harga atau auto rejection atas (ARA), naik 35% ke level Rp 135 saat baru dibuka.
Perusahaan menjadi emiten ke-18 yang terdaftar di bursa Indonesia pada tahun ini. Volume saham yang diperdagangkan saat pembukaan mencapai 9.83 ribu saham.
Direktur Utama COIN Ade Wahyu mengatakan, calon investor menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap saham COIN. Ini dibuktikan dengan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 180 kali dan total pemesanan lebih dari 200 ribu kali.
“Kami percaya animo dari masyarakat terhadap saham COIN menggambarkan penerimaan aset kripto yang semakin luas dari masyarakat dan mengajak seluruh pihak untuk ikut melakukan pengawasan,” kata Ade di ketika membuka IPO COIN di Main Hall BEI, Rabu (9/7).
Lewat lewat aksi IPO ini, COIN melepas sebanyak 2,2 miliar lembar saham atau setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Indokripto menetapkan harga penawaran umum sebesar Rp 100 dengan begitu, COIN mengantongi dana sebesar Rp 220 miliar.
Adapun bertindak sebagai partisipan admin dan penjamin emisi efek adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia.
Kebijakan Dividen COIN
Perseroan merencanakan pembagian dividen kas mulai tahun buku 2026 sebesar-besarnya 70% dari laba tahun berjalan, setelah cadangan wajib.
Kebijakan ini akan mempertimbangkan kondisi keuangan, arus kas, kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana ekspansi usaha ke depan.
Profil Bisnis COIN dan Rencana Penggunaan Dana IPO
Indokripto merupakan perusahaan holding bursa berjangka dan asset kripto serta jasa custodian asset kripto melalui perusahaan anak yatu PT Central Finansial X (CFX). IPO COIN menjadi IPO perusahaan bursa kripto pertama di pasar modal Indonesia.
Central Finansial selaku bursa aset kripto telah memiliki 31 anggota bursa dengan 19 di antaranya telah memiliki izin pedagang dari Bappebti. Selain itu, ada 7 anggota bursa berjangka yang memiliki izin pialang berjangka.
Perusahaan rencananya akan menggunakan seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan, untuk penyertaan modal kepada dua entitas anak.
Sekitar 85% akan dialokasikan kepada CFX guna mendukung kebutuhan modal kerja operasional. Sedangkan sisanya, akan diberikan kepada ICC untuk keperluan modal kerja operasional juga.
Berdasarkan prospektus IPO perusahaan, COIN dan entitas anak akan tetap fokus pada lini bisnis utama, yakni Bursa Berjangka, Bursa Aset Kripto dan layanan Kustodian Aset Kripto. Selain menjalankan fungsi pengawasan dan regulasi terhadap konsumen, entitas anak juga mendorong pertumbuhan pasar digital Indonesia dengan menciptakan ekosistem kripto yang aman dan inovatif.
COIN menilai prospek industri aset kripto di Indonesia sangat menjanjikan, ditopang oleh pertumbuhan kelas menengah muda, peningkatan pendapatan, serta kebutuhan diversifikasi investasi.
Antusiasme terhadap aset global yang dapat diakses ritel, serta sejarah inflasi tinggi dan depresiasi mata uang lokal, turut menjadi faktor pendorong minat masyarakat terhadap aset kripto. Di sisi lain, regulasi pemerintah yang ramah investor juga menciptakan iklim kondusif untuk pertumbuhan industri ini