Kisruh Tagihan Rp 1,8 Miliar, Nasabah Bantah Pernyataan Dirut Ajaib Sekuritas


Kisruh antara nasabah dan PT Ajaib Sekuritas terus berlanjut. Nasabah membantah pernyataan Direktur Utama Ajaib Sekuritas, Juliana, yang menyebut transaksi Rp 1,8 miliar melalui proses konfirmasi secara elektronik.
Direktur Utama Ajaib Sekuritas, Juliana, mengatakan tidak melihat adanya kejanggalan dalam transaksi senilai Rp 1,8 miliar. Ia menyebut I Nyoman Tri Atmajaya Putra atau Niyo, pemilik akun Instagram @friendshipwithgod, selama beberapa tahun terakhir tercatat sebagai nasabah aktif yang telah bertransaksi dalam jumlah milyaran dan memiliki portofolio saham lebih dari Rp 1 miliar.
“Transaksi tersebut telah melewati proses konfirmasi di handphone beliau (Niyo) yang juga tercatat sebagai trusted device dalam sistem kami,” kata Juliana di media sosial instagram @ajaib_investasi, Minggu (6/7).
Tak hanya itu, ia menyebut Niyo juga sempat melakukan transaksi serupa hanya dalam hitungan menit setelah transaksi pertama dan Niyo mengakui melakukan transaksi kedua tersebut. Seluruh prosesnya, kata dia, terekam jelas dalam sistem digital Ajaib Sekuritas.
“Bagi kami, kejadian ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar,” kata Juliana.
Pernyataan Juliana ini setelah sebelumnya Ketua kuasa hukum PT Ajaib Sekuritas, Hotman Paris Hutapea dari firma hukum Hotman Paris & Partners menyatakan kliennya akan segera melaporkan perkara transaksi janggal senilai Rp 1,8 miliar ke kepolisian.
Hotman menyebut perkara yang sedang jadi sorotan itu sebagai berita bohong. "Sekali lagi, hentikan dan tarik semua unggahan, atau laporan polisi akan segera dibuat oleh PT Ajaib Sekuritas,” kata Hotman dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Jumat (4/7).
Bantahan Nasabah Ajaib
Nasabah Ajaib, I Nyoman Tri Atmajaya Putra atau Niyo membenarkan dirinya memang melakukan pembelian beberapa saham di hari tersebut. Ia menjelaskan saham pertama yang dibeli adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan nilai sekitar Rp 1 juta, disusul oleh pembelian saham ADRO dengan nilai serupa, serta saham AS senilai US$ 100.
Ia mengatakan transaksi tersebut merupakan bagian dari rutinitas investasi hariannya selama tiga tahun terakhir yang dilakukan secara stabil dan konsisten.
Namun, beberapa jam setelah menutup aplikasi, Niyo terkejut saat mengecek kembali transaksinya. Tiba-tiba transaksi pembelian saham BBTN miliknya tercatat senilai Rp 1,8 miliar. Padahal ia hanya membeli saham senilai Rp 1 juta.
“Tidak ada konfirmasi. Tidak ada pemberitahuan. Langsung tereksekusi miliaran rupiah. Ini kalau bukan kejanggalan, lalu apa?,” tulis Niyo dalam keterangannya melalui media sosial @friendshipwithgod, Minggu (6/7).
Tak hanya itu, Ajaib Sekuritas sempat mengklaim bahwa pembelian saham BBTN Niyo telah melewati proses konfirmasi pre-order sesuai standar sistem.
“Bohong Besar! Gak pernah ada konfirmasi pre-order yang muncul di layar saya, langsung kebeli saham senilai Rp 1,8 miliar tanpa seizin & sepengetahuan saya,” tambah Niyo.
Niyo menegaskan dirinya tidak pernah melakukan konfirmasi apapun terkait transaksi tersebut. Ia menolak penggunaan istilah "konfirmasi pre-order" oleh pihak Ajaib sebab tidak pernah ada tindakan konfirmasi yang ia lakukan.
Apabila memang ada proses konfirmasi, Niyo menantang Ajaib untuk menunjukkan log aktivitasnya. Ia telah secara resmi meminta data tersebut sejak 30 Juni 2025.
Lebih lanjut, Niyo menyampaikan pola investasinya selama ini selalu konsisten, meski pembelian harian bernilai kecil tetapi stabil.
Ia menegaskan tidak pernah melakukan pembelian dalam jumlah besar yang tidak wajar, hingga tiba-tiba pada 24 Juni 2025 muncul transaksi pembelian saham BBTN senilai Rp 1,8 miliar.
Hanya karena nilai portofolionya saat ini sudah mencapai miliaran, kata Niyo, transaksi besar yang tidak sesuai kebiasaannya justru dianggap wajar.
“Silahkan buka rekaman transaksi saya selama 3 tahun 6 bulan. Masa karena sekarang portofolio saya besar, tiba-tiba pembelian Rp 1,8 M dianggap biasa?” ucap Niyo.