Profil dan Kinerja Bangun Karya (KRYA), Harga Sahamnya Melesat 126% Pekan Ini


Harga saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) melesat 126% dalam sepekan ini ke level Rp 278 hingga Kamis (3/7). Kenaikan harga saham perusahaan, terutama ditopang oleh rencanan Investor asal Hong Kong, Rich Step International Ltd mengakuisisi KRYA.
Namun, bagaimana sebenarnya bisnis dan kinerja perusahaan?
Profil dan Kinerja Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA)
Bangun Karya adalah perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang fabrikasi baja dan kontraktor umum. Perusahaan ini didirikan oleh Dharmo Budiono dan Brigitta Notoatmodjo pada Januari 2007. Budiono saat ini menjabat sebagai presiden direktur, sedangkan Brigitta sebagai direktur.
Adapun saat ini, perusahaan fokus pada proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan dan bangunan air, serta bangunan industri seperti pabrik dan gudang.
Berdasarkan bahan publik expose KRYA di laman BEI, perusahaan mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 27,6 miliar pada kuartal I 2025. Kinerja berbalik dibandingkan kuartal I 2024 yang mencatatkan laba bersih Rp 730 juta.
Rugi bersih pada tahun ini terjadi akibat pendapatan yang anjlok dari Rp 59,07 miliar menjadi Rp 31,12 miliar.
Bakal Diakuisisi Investor Hong Kong
Investor asal Hong Kong, Rich Step International Ltd tengah melakukan proses negosiasi untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. Harga saham emiten berkode KRYA ini pun melesat 32% pada perdagangan hari ini.
Rencana akuisisi ini disampaikan Rich Step Internasional Ltd kepada Bursa Efek Indonesia pada Selasa (1/7). Perusahaan ini memiliki kegiatan utama perdagangan dan investasi, penyertaan modal pada anak usaha dan pengembangan portofolio terutama pada bisnis kendaraan listrik.
Investor asal Hong Kong ini tengah dalam proses negosiasi untuk mengambil alih mayoritas saham KYRA.
Sementara dalam dokumen terpisah yang disampaikan KRYA pada saat yang sama, dijelaskan bahwa proses negosiasi berlangsung antara Rich Step Internasional Ltd dengan PT Bangun Karya Lestari, Hok Gwan (Dharmo Budiono), Brigitta Notoatmodjo, dan Prama Budihardjo.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa transaksi ini berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan pengendali perseroan. Adapun negosiasi dilakukan secara langsung dan calon pembeli tengah berencana melakukan uji tuntas atau due diligence.
Bangun Karya menjelaskan, materi yang masih didiskusikan dalam proses negosiasi adalah nilai final rencana pengambilalihan dan waktu penyelesaian rencana pengambilalihan.
Adapun saham KRYA saat ini dimiliki oleh PT Bangun Karya Lestari sebanyak 48,8%, Hok Gwan (Dharmo Budiono) sebanyak 16,85%, Brigitta Notoatmodjo 13,87%, dan masyarakat 20,48%.