The Fed Sebut Suku Bunga AS Sudah Turun Jika Tak Ada Kebijakan Tarif Trump

Agustiyanti
2 Juli 2025, 06:58
powell, trump, the fed, suku bunga
ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Gubernur The Fed Jerome Powell.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa Bank Sentral AS sudah melonggarkan kebijakan moneter jika tak ada kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Hal ini disampaikan Powell ketika ditanya apakah The Fed kemungkinan menurunkan suku bunga lagi tahun ini jika Trump tidak mengumumkan rencananya yang kontroversial untuk mengenakan pungutan yang lebih tinggi pada barang-barang impor awal tahun ini.

"Pada dasarnya, kami menahan diri ketika kami melihat besarnya tarif dan pada dasarnya semua perkiraan inflasi untuk Amerika Serikat naik secara material sebagai akibat dari tarif," kata Powell di forum Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal.

Pengakuan Powell muncul seiring langkah The Fed menahan suku bunga meskipun ada tekanan yang meningkat dari Gedung Putih.

Bulan lalu, Fed mempertahankan suku bunga pinjaman utama tetap stabil sekali lagi, menjaga dana Fed pada kisaran yang sama antara 4,25% dan 4,5% seperti yang terjadi sejak Desember.

Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan kebijakan bank sentral mengindikasikan melalui apa yang disebut dot plot proyeksi anggotanya bahwa mungkin ada dua pemotongan pada akhir tahun 2025. Namun, Powell juga mengatakan pada konferensi pers bulan lalu bahwa Fed "berada dalam posisi yang baik" untuk tetap dalam mode tunggu dan lihat.

Saat Powell ditanya pada Selasa (1/7), apakah Juli akan terlalu cepat bagi pasar untuk mengharapkan penurunan suku bunga. Dia mengaku tidak dapat menjawab dan langkah The Fed akan sangat bergantung pada data.

Menurut alat CME FedWatch, pedagang berjangka dana Fed memperkirakan lebih dari 76% kemungkinan bahwa bank sentral sekali lagi mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Juli, 

"Kami akan mengadakan pertemuan demi pertemuan," kata Powell selama panel hari Selasa.

Kemarahan Trump

Sikap tegas Fed untuk mempertahankan suku bunga seperti saat ini telah memancing kemarahan Trump dan pemerintahannya, yang telah menegur Powell secara terbuka atas kegagalan bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman.

Trump minggu lalu menyebut Powell "buruk" dan mengatakan bahwa ia adalah "orang yang sangat biasa-biasa saja secara mental."

Adapun Powell enggan menjawab juga ditanya soal kemungkinannya kembali menjabat sebagai gubernur Fed setelah masa jabatannya sebagai ketua berakhir tahun depan. Masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed berakhir pada tahun 2026, sedangkan jabatannya sebagai gubernur akan berakhir hingga tahun 2028.

Kebijakan perdagangan global dan serangan Trump terhadap Powell menjadi pusat perhatian pada  Selasa (1/7) saat Powell diapit oleh para pemimpin bank sentral lainnya dari seluruh dunia. Para pemimpin bank sentral internasional mengajukan pertanyaan mulai dari apakah mereka akan bertindak seperti Powell jika mereka berada di posisinya, hingga apakah negara-negara melepaskan diri dari AS.

Kebijakan tarif Trump yang naik turun telah membuat pasar global dan para pembuat kebijakan moneter gelisah. Presiden pertama kali mengungkap rencana untuk mengenakan tarif tinggi pada barang impor pada awal April, sebelum menunda banyak tarif paling tinggi tak lama setelah pasar AS jatuh.

Pasar saham AS telah pulih dari kerugian yang tercatat setelah pengumuman awal kebijakan tarif Trump, dengan S&P 500 mencapai titik tertinggi sepanjang masa dalam beberapa hari terakhir untuk pertama kalinya sejak Februari. Namun, investor dan pembuat kebijakan moneter masih melaporkan perasaan tidak pasti tentang masa depan perdagangan global dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global, laba, dan pasar saham.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...