Suntikan Jumbo Danantara Rp 6,6 T dan Ambisi Garuda (GIAA), Bagaimana Targetnya?

Ira Guslina Sufa
25 Juni 2025, 08:58
Garuda
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Teknisi dari GMF(Garuda Maintenance Facility) mengecek kesiapan akhir mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1446 H/2025 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai US$ 405 juta atau setara Rp 6,65 triliun kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Pinjaman dikucurkan melalui entitas PT Danantara Asset Management (Persero).

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menyampaikan langkah ini merupakan wujud dari pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi persero di bawah pengelolaan Danantara. Ia mengatakan investasi yang dilakukan untuk GIAA didasarkan pada profesionalisme yang terukur dan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik. 

“Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun kami hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional," ujar Dony seperti dikutip Rabu (25/6). 

Menurut Dony, dana yang dikucurkan selanjutnya akan digunakan untuk kebutuhan pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan, yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar 1 miliar dolar AS. Dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja.

Dony mengatakan Danantara memastikan proses transformasi berjalan sesuai rencana. Selain itu setiap tahapan akan dievaluasi secara berkala berdasarkan capaian dan akuntabilitas untuk menjaga keberlangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink. 

Adapun kolaborasi fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC). Selanjutnya, dukungan pembiayaan tersebut akan diikuti oleh berbagai langkah yang berfokus pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan untuk mendukung transformasi bisnis jangka panjang menjadi maskapai penerbangan yang berkelanjutan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam proses transformasi Garuda Indonesia. Menurutnya, dukungan ini memproyeksikan penguatan kapabilitas operasional melalui optimalisasi bisnis dan kinerja, sehingga dapat mengokohkan posisi Garuda Indonesia sebagai maskapai.

"Kami meyakini bahwa keberhasilan penyehatan kinerja tidak hanya bergantung pada dukungan finansial semata, namun juga pada komitmen perusahaan yang didukung oleh berbagai pihak untuk menata ulang strategi operasional dan bisnis secara menyeluruh," kata Wamildan.

 Target Operasikan 120 Pesawat di 2030 

Seiring dengan suntikan dana jumbo yang diberikan Danantara, Garuda Indonesia diproyeksikan mengoperasikan sekitar 120 pesawat terbang dalam lima tahun ke depan atau pada 2030. Wamildan optimistis target tersebut dapat tercapai dengan dukungan awal pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp 6,65 triliun dari Danantara

"Garuda Indonesia memproyeksikan akan mengoperasikan total sekitar 120 pesawat hingga 5 tahun ke depan," ujar Wamildan di Jakarta, Selasa.

Ia juga memproyeksikan tahun 2026 akan menjadi titik balik bagi Garuda Indonesia setelah mendapat dukungan pembiayaan dari Danantara. Wamildan optimistis langkah strategis ini akan membukukan pendapatan positif bagi perseroan.

Langkah ini dirancang untuk mengukuhkan posisi maskapai sebagai pemain utama di transportasi udara. Selain itu, kemitraan dengan Danantara akan mendorong percepatan akselerasi kinerja Garuda Indonesia sebagai nasional flag carrier yang kuat dan berdaya saing tinggi.

Kemitraan dengan Danantara juga akan memastikan Garuda Indonesia dapat memberikan kontribusi terbaiknya dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Langkah penguatan yang didukung Danantara berfokus pada akselerasi kinerja dan ekspansi jaringan untuk memperkuat daya saing dan optimalisasi alat produksi.

"Kami optimistis, kita akan membukukan net income yang positif dan ini menjadi bagian dari peningkatan dan optimasi dari operasional perusahaan," katanya.

Menurut Wamildan, kemitraan strategis ini telah disiapkan berdasarkan kajian yang mendalam dan menyeluruh dengan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik. Termasuk di dalamnya memperhatikan aspek-aspek transparansi dan akuntabilitas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...