Emiten Tambang Batu Bara (DOID) Dirikan Anak Usaha Baru, Seperti Apa Prospeknya?

Nur Hana Putri Nabila
24 Juni 2025, 08:11
DOID
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/tom.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (18/6/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melalui dua entitas anaknya, PT Bisa Ruang Nuswantara (BIRU) dan PT Katalis Investama Mandiri (KIM), mendirikan perusahaan baru bernama PT Biru Edu Praktik (BEP). Direktur BUMA Internasional Grup, Dian Paramita, menyampaikan aksi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan dalam memperkuat komitmen terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). 

Ia menyebut nantinya BEP akan menjalankan kegiatan sebagai lembaga pelatihan kerja. Hal itu untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia dan keberlanjutan operasional perusahaan.

Berdasarkan struktur kepemilikan, Pt Bisa Ruang memegang mayoritas saham BEP dengan porsi sebesar 99,7%. Sementara itu Katalis Investama menggenggam memiliki 0,3% saham.

“Pendirian BEP tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha DOID,” ucap Dian dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (24/6). 

Apabila menilik kinerjanya pada tahun buku 2024, DOID membukukan rugi bersih sebesar US$ 61,3 juta atau setara Rp 990,9 miliar (kurs 16.157 per dolar AS) sepanjang 2024. 

Berdasarkan laporan keuangannya, DOID mencatat pendapatan sebesar US$ 1,75 miliar. Torehan ini turun 4,2% dari pendapatan tahun 2023 yang mencapai US$ 1,83 miliar. 

Secara rinci, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari pelanggan utama, yaitu PT Indonesia Pratama sebesar US$ 411 juta, disusul PT Berau Coal US$ 306,8 juta, PT Adaro Indonesia US$ 191,8 juta, dan BM Alliance Coal Operations Pty Ltd sebesar US$ 139,35 juta.

Berdasarkan segmen, mayoritas pendapatan DOID disumbang oleh lini usaha penambangan batu bara dan jasa pertambangan senilai US$ 1,76 miliar. Sementara itu, pendapatan dari investasi tercatat US$ 4,88 juta dan dari segmen lain-lain sebesar US$ 4,39 juta.

Secara geografis, pasar Indonesia masih menjadi penyumbang utama dengan nilai US$ 1,2 miliar, diikuti Australia sebesar US$ 523 juta, dan Amerika Serikat sebesar US$ 32,3 juta.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...