Perang Israel-Iran Memanas, Bagaimana Prospek Saham Emiten Minyak dan Emas?

Karunia Putri
23 Juni 2025, 14:44
IHSG, saham, emiten minyak, emiten tambang emas
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham emiten-emiten sektor minyak bumi dan tambang emas melesat sejak pecahnya perang Israel dan Iran. Konflik kedua negara ini kini semakin memanas dengan keterlibatan Amerika Serikat yang mendorong harga minyak makin tinggi. 

Namun, bagaimana sebenarnya prospek saham emiten-emiten tersebut di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin tinggi?

Menurut tim riset Kiwoon Sekuritas, pelaku pasar saat ini tengah mencermati konflik lanjutan dari Israel-Iran. Mereka mencermati keputusan politik Presiden AS Donald Trump terkait potensi intervensi lebih jauh, perkembangan harga minyak dunia, dan potensi langkah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve jika inflasi global meningkat.

Kiwoom Sekuritas dalam risetnya juga menyebutkan bahwa pola penurunan IHSG kemungkinan masih berlanjut menuju target konsolidasi di level 6.766 atau setidaknya support di MA50 pada level 6.812. 

“Investor atau trader diimbau untuk antisipasi konsolidasi sekitar 1% lagi sebelum indeks mulai stabil. Di satu sisi, mungkin masih ada peluang trading opportunities sekitar sektor basic material,” kata tim riset Kiwoom Sekuritas dikutip Senin (23/6).

Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia Andrian A. Saputra mengatakan konflik Israel-Iran belum menunjukkan tanda-tanda mereda sejak serangan Israel pada Jumat (13/6) lalu. Kedua negara masih saling balas menyerang, yang memicu kekhawatiran pasar secara global.

Konflik ini bukan hanya berdampak pada pasar regional, tetapi juga berpotensi menyeret ekonomi global, terutama jika negara-negara sekutu Iran ikut terlibat. Ada kekhawatiran konflik ini bisa menjadi cikal bakal perang dunia ketiga.

“Sejak awal pandemi ini berlangsung, harga komunitas yang paling sensitif melonjak adalah minyak mentah. Ini signifikan sekali, lonjakan hebat ya,” kata Andrian.

Harga minyak dunia mencatat pergerakan yang sangat fluktuatif. Harga minyak brent turun 2,3% ke level USD 77,01 per barel, meski secara mingguan masih naik 3,6%. Sementara itu, minyak WTI untuk kontrak bulan depan turun tipis 0,28% ke USD 74,93 per barel, naik 2,7% secara mingguan.

Selama bulan Juni, harga minyak telah naik sekitar 20%, menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak 2020. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah, khususnya Selat Hormuz, jalur penting yang dilewati sekitar 20% pasokan minyak global.

“Jadi efek dominonya ketika harga minyak ini terus naik, inflasi akan naik juga, suku bunga tertahan atau bahkan dinaikkan untuk meredam inflasi dan pada akhirnya inflasi yang tinggi itu bisa membuat perlambatan ekonomi,” kata Andrian.

Sementara itu harga emas dunia naik tipis pada perdagangan awal pekan ini di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, setelah Amerika Serikat dilaporkan ikut serta dalam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu. 

Situasi ini memicu kekhawatiran pasar akan potensi konflik dan berimbas pada melonjaknya harga energi global. Mengutip Bloomberg, harga emas spot tercatat naik 0,2% ke posisi US$ 3.375,04 per ons pada pukul 07.47 waktu Singapura, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Harga logam mulia ini sempat melonjak hingga 0,8% sebelum terkoreksi. 

Lantas bagaimana proyeksi saham-saham minyak dan emas yang terdampak oleh peperangan Timur Tengah ini?

Berikut prospek saham harga emiten minyak:

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Salah satu emiten bidang perminyakan yang harga sahamnya melambung adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Medco mencatatkan pergerakan saham yang menanjak 2,10% atau 30 poin ke level 1.460 pada perdagangan sesi I hari ini. Dalam seminggu terakhir, saham medco melonjak 2,46%.

Head of Research MNC Sekuritas Retail Herditya menyarankan trading buy dengan level support Rp 1.400 dan level resistance di Rp 1.540, dengan target harga Rp 1.585-1.610. 

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

Harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) meloncat 5,59% atau 20 poin ke level Rp 378 pada perdagangan siang ini. Bila menilik gerak sahamnya selama sepekan terakhir, harga saham ENRG melesat 17,28%. 

Herditya menyarankan ENRG trading buy dengan level support di 358 dan resistance di 380. Sementara untuk target harga, ENRG akan menguji Rp 404-410.

PT Elnusa Tbk (ELSA) 

Harga saham PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 1,23% atau 11 poin ke level 505 siang ini. Namun, dalam sepekan terakhir, harga saham ELSA justru berfluktuasi dengan torehan harga yang menurun 1,96%.

Menurut Herditya, saham ELSA cocok untuk speculative buy dengan level support 490 dan resistance di 525. Harga saham ELSA diperkirakan menguji Rp 530-550.

Sementara proyeksi harga emiten emas adalah sebagai berikut:

Harga PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 0,62% atau 30 poin ke level 3.170. Sementara dalam sepekan terakhir, harga saham Antam juga 3,05%.

Herditya menilai, saham ANTM cocok untuk trading buy dengan level support di 3.030 dan resistance di 3.330. Saham Antam akan menguji level target 3.470-3.600. 

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turun 2,90% atau 12 poin ke level 402. Adapun selama sepekan terakhir, sahamnya anjlok 11,45%. 

Herditya menyarankan investor untuk melihat dan menunggu atau wait and see perkembangan saham BRMS di tengah gejolak perang Timur Tengah. Ia memperkirakan level support BRMS berada di 394, sedangkan level resistance di 424. 

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Berbeda dengan dua saham emiten emas sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) justru meningkat 0,50% atau 10 poin ke level 2.030. Meski begitu, saham MDKA terpantau melemah 7,73% selama sepekan terakhir.

Herditya menyarankan investor untuk melakukan speculative buy terhadap saham MDKA dengan level support di 1.965 dan resistance di 2.130. Saham MDKA akan menguji level 2.230-2.350.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...