Grab Naikkan Nilai Obligasi Konversi Jadi Rp 24 T di Tengah Rumor Akuisisi GOTO


Perusahaan layanan ride-hailing dan pengantaran makanan asal Singapura, Grab, menaikan nilai penawaran obligasi konversi lima tahunnya menjadi US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,34 triliun dari sebelumnya US$ 1,25 miliar atau Rp 20,28 triliun. Aksi ini dilakukan di tengah rumor merger antara Grab dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang sempat mencuat ke publik.
Menurut laporan The Business Times, obligasi ini memiliki tingkat konversi awal sebesar 152,6 saham biasa Kelas A untuk setiap US$ 1.000 nilai pokok obligasi. Angka itu setara dengan harga konversi sekitar US$ 6,55 per saham atau sekitar 40% di atas harga penutupan saham Grab pada Selasa US$ 4,68.
Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan korporasi, termasuk pembiayaan umum, pembelian kembali saham, dan potensi akuisisi. Sebagai bagian dari program buyback senilai US$ 500 juta, Grab juga berencana membeli kembali saham biasa Kelas A senilai sekitar US$273,5 juta dari sejumlah pemegang obligasi melalui transaksi di luar pasar, menggunakan harga penutupan US$ 4,68 per saham.
“Obligasi tersebut akan terdaftar di Bursa Efek Singapura dan akan menjadi penawaran ekuitas terbesar,” demikian tertulis dalam pemberitaan The Business Times, Kamis (12/6).
Tingkat konversi dapat disesuaikan. Mulai 21 Juni 2028, Grab dapat menebus seluruh atau sebagian obligasi dengan tunai, apabila harga saham biasa Kelas A terakhir dilaporkan setidaknya 130 persen dari harga konversi selama setidaknya 20 hari perdagangan dalam periode 30 hari perdagangan berturut-turut.
Selain itu, obligasi juga dapat ditebus apabila kurang dari 10% dari jumlah pokok total obligasi yang diterbitkan awalnya masih outstanding. Kemudian Grab juga memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk meminta perusahaan membeli kembali seluruh atau sebagian dari obligasi mereka.
Pembelian kembali ini akan dilakukan secara tunai dengan nilai setara pokok obligasi ditambah bunga yang telah terakumulasi namun belum dibayarkan.
Kabar Merger Grab dan GOTO
Sebelumnya Grab diterpa kabar akan melakukan akuisisi atas perusahaan teknologi Tanah Air PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara bahkan belakangan juga disebut tertarik untuk mengakuisisi sejumlah saham GOTO sebagai bagian dari proses akuisisi.
Baik Grab dan Gojek telah mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah adanya pembicaraan akuisisi atau penggabungan. Begitu pula dengan pengelola Danantara juga membantah kabar telah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di GOTO.
Mengutip laporan Bloomberg, Grab menyatakan tidak ada diskusi yang berlangsung antara kedua pihak. Perusahaan juga belum menandatangani perjanjian definitif terkait akuisisi GoTo.
“Indonesia terus menjadi negara yang penting dalam menjalankan misi kami karena kami terus melayani para pelanggan, mitra pengemudi dan mitra merchant di Indonesia,” kata Grab dalam dalam keterangan resmi.
Sementara itu Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja menyatakan belum ada pembicaraan terkait pembelian saham GOTO. Namun, menurut dia, Danantara pada prinsipnya selalu terbuka terhadap peluang investasi untuk memperkuat sektor strategis dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
"Setiap keputusan investasi dilakukan secara selektif, melalui kajian yang menyeluruh, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil yang berkelanjutan bagi negara," ujar Stefanus dalam keterangan yang dikutip Jumat (13/6).