MIND ID Raup Pendapatan Rp 145 Triliun, Saham ANTM, TINS dan PTBA Mana Menarik?

Nur Hana Putri Nabila
12 Juni 2025, 09:54
MIND ID
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Pengunjung mencoba simulator eskavator di experience booth MIND ID dalam D Futuro Futurist Summit 2024 di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID mencatat kinerja keuangan positif sepanjang 2024. Dalam laporan keuangannya, MIND ID membukukan pendapatan sebesar Rp 145,2 triliun, tumbuh 34,56% dari tahun sebelumnya. 

Tak hanya itu, laba tahun berjalan MIND ID melonjak 46% menjadi Rp 40,2 triliun. Aset perusahaan meningkat menjadi Rp 292,1 triliun dari Rp259,2 triliun. Sementara itu, beban pokok pendapatan naik dari Rp 90 triliun menjadi Rp 124,6 triliun, mengikuti ekspansi produksi dan hilirisasi di seluruh entitas anak.

Seiring dengan kenaikan kinerja, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) MIND ID yang digelar pada Selasa (10/6) menyetujui pembagian dividen sebesar 55% dari laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2024 senilai Rp 20,1 triliun. Nilai ini naik dibandingkan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 17,14 triliun.

Sementara itu, sisa 45% laba bersih atau sekitar Rp 16,44 triliun akan dialokasikan untuk mendukung kelanjutan program hilirisasi yang dijalankan oleh Grup MIND ID. Hilirisasi menjadi strategi utama untuk memperkuat daya saing nasional melalui peningkatan nilai tambah komoditas mineral.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menyebut torehan kinerja dan kontribusi dividen perseroan merupakan hasil sinergi proses bisnis dari hulu ke hilir serta kolaborasi seluruh entitas dalam Grup MIND ID. Ia menambahkan, MIND ID menjalankan integrasi mulai dari eksplorasi, pertambangan, hingga komersialisasi, disertai transformasi bisnis untuk mengoptimalkan nilai tambah sumber daya mineral. 

Dengan kinerja yang solid, MIND ID berharap dapat terus mendorong hilirisasi dan memberikan dampak positif bagi Indonesia. “Tidak hanya bagi kelangsungan bisnis perusahaan di masa depan, tetapi juga pertumbuhan kinerja ekonomi dan negara," kata Maroef dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (12/6).

Maroef menyampaikan bahwa penerapan Good Mining Practice juga telah menjadi motor utama penguatan kinerja perusahaan. Menurutnya, keberlanjutan bukan sekadar kepatuhan, melainkan strategi jangka panjang. Ia juga menyebut MIND ID berupaya memastikan jalannya operasional sesuai dengan tata kelola pertambangan yang baik. 

“Sehingga nilai tambah dari program hilirisasi mampu dirasakan oleh semua pihak, termasuk sosial dan lingkungan,” ucap Maroef.

Strategi MIND ID Pacu Kinerja di 2025

Lebih jauh Maroef menjelaskan pada tahun 2025, MIND ID memprioritaskan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase II di Mempawah, dan fasilitas RKEF & HPAL di Halmahera Timur. Perusahaan juga melakukan optimalisasi Precious Metal Refinery, pembangunan PLTG di Gresik, serta peningkatan angkutan batu bara Tanjung Enim–Keramasan. 

Perusahaan juga mengembangkan tiga proyek nikel strategis di Sulawesi, yakni IGP Pomalaa, IGP Morowali. Adapula HPAL Sorowako untuk memperkuat fondasi ekosistem kendaraan listrik nasional.

“Kami berkomitmen mendorong industrialisasi mineral yang berkelanjutan dan memperbesar kontribusi sektor tambang bagi tercapainya Indonesia Emas 2045,” ujar Maroef.

Komisaris Utama MIND ID, Fuad Bawazier, menyampaikan di tengah ketidakpastian global, MIND ID terus berkomitmen untuk menciptakan tata kelola pertambangan nasional yang sehat. "MIND ID akan terus berupaya menciptakan rantai nilai dan proses bisnis yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan," ucapnya.

Potensi Dividen Emiten Dekapan MIND ID: TINS, PTBA dan ANTM 

Seiring dengan peningkatan kinerja MIND ID pada 2024 sejumlah emiten yang berada di bawah kendalinya juga bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham dan berpotensi membagikan dividen. Tiga emiten yang bakal mengumumkan pembagian dividen adalah PT Timah Tbk (TINS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). 

Sebelumnya manajemen TINS menyampaikan keinginan memberi dividen tahun buku 2024 untuk pemegang saham seiring dengan berhasilnya perusahaan membalikan kerugian menjadi laba di kuartal tiga tahun ini. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Vina Eliani saat paparan publik TINS di Jakarta mengatakan komitmen itu menunggu persetujuan RUPS. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Timah Ahmad Dani Virsal menjelaskan perusahaan belum dapat memberikan kisi-kisi mengenai rasio dividen TINS. "Tapi biasanya antara 30% ya kemarin, ya kalau itu tergantung keputusan pemegang saham," ujarnya ketika ditemui usai paparan publik.

Apabila melihat riwayat pembagian dividennya, berdasarkan laman resmi perusahaan, Pada tahun buku 2021, TINS dua kali membagikan dividen, masing-masing sebesar Rp 61,22 per saham dengan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) sebesar 35%. 

Dividen tersebut dibayarkan pada 24 Juni 2022 dan sebesar Rp 41,95 per saham dengan rasio 30% pada 14 Juli 2023. Sebelumnya, pada tahun buku 2018, perusahaan juga membagikan dividen sebesar Rp24,97 per saham dengan payout ratio 35%, yang dibayarkan pada 24 Mei 2019. Namun, untuk tahun buku 2019, 2020, dan 2023 TINS tidak membagikan dividen.

Sementara itu, ANTM disebut bakal memangkas rasio pembayaran dividen atau dividen payout ratio tahun buku 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho, mengatakan besarannya akan berada di sekitar 35% hingga 50% dari hasil laba tahun buku 2024. 

Ia menyebut hal tersebut dilakukan berdasarkan metode perkiraan Holding BUMN Pertambangan MIND ID. Arianto mengatakan kemungkinan turunnya dividen payout ratio Antam sejalan dengan rencana perusahaan yang tengah menggarap berbagai proyek pengembangan. 

Apabila menilik riwayat dividennya, ANTM konsisten membagikan dividen setiap tahun dalam lima tahun terakhir.  Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas, S\sebelumnya Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,07 triliun atau 100% pada 2024 dari hasil laba tahun buku 2023.

Pada 2023, perseroan membagikan dividen Rp79,50 per saham dengan yield 3,96%, sementara pada 2022 sebesar Rp 38,74 dengan yield 1,55%. Sebelumnya, ANTM juga mencatat pembagian dividen sebesar Rp16,74 per saham pada 2021 dan Rp2,82 per saham pada 2020, masing-masing dengan imbal hasil 0,72% dan 0,46%. 

Sementara itu, berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas, dalam lima tahun terakhir Bukit Asam mencatatkan pertumbuhan dividen sebesar 3.19% per tahun. Pada 2020, PTBA membagikan dividen sebesar Rp326,46 per saham di tengah Covid-19, dengan imbal hasil (dividend yield) mencapai 13,33%. 

Memasuki 2021, perusahaan membagikan dividen yang lebih rendah sebesar Rp 74,69 per saham dengan imbal hasil 3,04%. Lalu pada 2022, PTBA membagikan dividen hingga Rp 688,52 per saham, menghasilkan imbal hasil sebesar 14,87%. 

Adapun pada tahun 2023, PTBA mencatatkan pembagian dividen terbesar dalam sejarahnya, yaitu sebesar Rp 1.094,05 per saham, dengan imbal hasil mencapai 29,57%.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...