Bursa Wall Street Digoyang Data Anjloknya Jumlah Tenaga Kerja Amerika

Karunia Putri
5 Juni 2025, 06:31
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.
Antara
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Dow Jones terkoreksi akibat kabar negatif dari laporan ketenagakerjaan swasta pada perdagangan Rabu (4/6). Kekhawatiran pasar meningkat akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan yang berpotensi membebani perekonomian AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average yang terdiri dari 30 saham unggulan turun 91,90 poin atau 0,22% ke level 42.427,74. Penurunan ini sekaligus mengakhiri tren kenaikan Dow Jones selama empat hari berturut-turut.

Sementara itu, S&P 500 nyaris tidak berubah dengan kenaikan 0,01% ke level 5.970,81. Nasdaq Composite justru menguat 0,32% dan ditutup di level 19.460,49.

Tekanan terhadap Dow Jones muncul setelah laporan dari ADP, perusahaan pemrosesan penggajian yang menunjukkan perekrutan sektor swasta hanya bertambah 37.000 pada Mei.

Angka ini jauh di bawah perkiraan ekonom Dow Jones yang memperkirakan kenaikan 110.000, serta lebih rendah dari revisi data April sebesar 60.000.

Laporan ADP ini memberi sinyal negatif terhadap data ketenagakerjaan nonpertanian pemerintah yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Survei Dow Jones memperkirakan laporan resmi akan menunjukkan pertambahan sebanyak 125.000 pekerjaan pada Mei.

Menanggapi data tersebut, Presiden AS Donald Trump mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Trump menyebut Powell "terlambat" dan mendesaknya untuk segera memangkas suku bunga.

Meski demikian, analis tetap melihat peluang positif di balik data yang lemah. "Kondisi pasar mungkin lebih baik dari yang dikhawatirkan,” kata Kepala riset dan strategi kuantitatif Horizon Investments Mike Dickson dikutip dari CNBC Kamis (5/6).

Ia menilai laporan ADP kerap menunjukkan fluktuasi, sehingga menyarankan untuk menunggu data resmi dari pemerintah.

“Data inflasi terbaru juga cukup jinak dan mengarah ke kondisi yang sehat,” kata Dickson.

Namun, ia memperkirakan pasar akan bergerak dalam kisaran terbatas dalam waktu dekat, mengingat saat ini pasar tengah kekurangan katalis baru.

Pada hari sebelumnya Wall Street sempat menguat tajam. Dow Jones melonjak lebih dari 200 poin atau 0,5%, didorong oleh reli saham-saham teknologi yang memberi sentimen positif bagi investor, bahkan di tengah kekhawatiran soal tarif dan ekonomi.

Penguatan pasar baru-baru ini juga memberi harapan bahwa kekhawatiran terhadap kebijakan tarif sudah mulai berkurang. Serangkaian langkah mundur Presiden Trump dalam kebijakan perdagangannya membuat pelaku pasar meyakini tarif tinggi hanya menjadi alat negosiasi.

Pekan lalu, pengadilan federal sempat membatalkan penetapan tarif oleh Trump, meskipun kemudian diberlakukan kembali sementara oleh pengadilan banding. Kondisi ini turut mempengaruhi persepsi pasar terhadap arah kebijakan perdagangan AS.

Dalam pernyataannya pada Rabu, Trump mengungkapkan bahwa bernegosiasi dengan Presiden Cina, Xi Jinping, adalah hal yang “sangat sulit.”

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...