5 Kiat Investasi Legendaris ala Warren Buffett agar Tahan Hadapi Gejolak Pasar

Karunia Putri
14 Mei 2025, 09:34
Warren Buffett, orang terkaya nomor tiga di dunia versi Bloomberg Billionaires Index 2019.
123RF.com/Dima Photo
Warren Buffett, orang terkaya nomor tiga di dunia versi Bloomberg Billionaires Index 2019.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Warren Buffett baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi CEO Berkshire Hathaway dalam rapat pemegang saham tahunan baru-bari ini. Investor kawakan yang dijuluki “The Oracle of Omaha” ini akan digantikan oleh Greg Abel, yang saat ini menjabat sebagai Vice Chairman Berkshire Hathaway.

“Saya rasa sudah saatnya Greg menjadi CEO perusahaan ini,” ujar Buffett dalam pertemuan tahunan pemegang saham, seperti dikutip Rabu (14/5). 

Sebelum menjadi perusahaan raksasa, Berkshire Hathaway adalah perusahaan tekstil yang berada di ambang kebangkrutan. Buffett membelinya pada tahun 1962 dan mengubahnya menjadi perusahaan investasi raksasa dengan valuasi mencapai US$ 1,16 triliun. Portofolio perusahaannya kini mencakup berbagai merek ternama seperti Apple, Coca-Cola, Geico, Dairy Queen, Bank of America dan American Express.

Mengutip dari data Forbes, kini kekayaan Buffett mencapai US$ 159,7 miliar atau setara dengan Rp 2.637 triliun sehingga mendudukkannya sebagai orang terkaya nomor lima di dunia. Meski akan mundur sebagai CEO di usia yang mencapai 94 tahun, Buffett menyatakan tidak akan menjual sahamnya di Berkshire. 

Warren Buffett bukan hanya dikenal karena kekayaannya, namun juga karena filosofi investasinya yang disiplin dan berprinsip. Selama lebih dari enam dekade, Buffett menerapkan strategi value investing, yakni membeli saham perusahaan berkualitas yang harganya sedang berada di bawah nilai intrinsiknya lalu menahannya untuk jangka panjang.

Strategi investasi Buffett membuktikan bahwa strategi investasi jangka panjang yang disiplin mampu mengalahkan gejolak pasar dan memberikan hasil luar biasa. Lewat perusahaannya, Berkshire Hathaway, Buffett membangun imperium investasi yang 

Portofolio Berkshire Hathaway mencerminkan cara Buffett memilih investasi. Beberapa saham yang dipegangnya bahkan tidak hanya menjadi sumber keuntungan, tapi juga memberi pengaruh besar terhadap arah pasar. Investasi di sektor keuangan dan konsumer misalnya menunjukkan kecermatan Buffett dalam membaca peluang di tengah dinamika ekonomi global.

Lewat pengalaman panjang dan strategi yang teruji waktu, Buffett memberikan banyak pelajaran penting bagi investor di seluruh dunia.

Lima prinsip utama investasi ala Warren Buffett: 

1. Perhatikan Kualitas Perusahaan

Buffett menekankan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang model bisnisnya dipahami dan dijalankan dengan baik. Ia menghindari perusahaan yang tidak jelas, walaupun ditawarkan dengan harga murah. "Saya tidak membeli barang rongsokan," kata Buffet dalam wawancara dengan media yang dikutip Rabu (14/5).

Sementara sebagai sesama investor dan milyarder, Bill Gates menilai bahwa Buffett gemar membaca laporan tahunan sebanyak mungkin untuk memahami bagaimana sebuah perusahaan berkembang dan menyusun strateginya. Buffet disebut  berusaha menilai apakah perusahaan tersebut mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat.

2. Jangan Latah Ikuti Tren

Buffett sering mengkritik investor yang mudah terbawa arus tren pasar, terutama saat saham 'digoreng' demi keuntungan jangka pendek. Ia menekankan pentingnya memahami fundamental bisnis, bukan sekadar mengikuti euforia pasar.

Buffett juga melihat peluang pada bisnis yang secara fundamental baik namun dikelola dengan buruk. Menurutnya, dengan kepemimpinan yang tepat, menurutnya, bisnis tersebut bisa mencapai potensi terbaiknya.

"Kami mencoba mencari tahu: mengapa istana itu masih berdiri? Apa yang akan membuatnya tetap berdiri atau justru runtuh lima, sepuluh, atau dua puluh tahun dari sekarang?," kata Buffett dalam rapat pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 1995.

3. Berani Saat Orang Lain Takut

Salah satu kutipan paling terkenal dari Buffett adalah "Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful." Artinya, ketika pasar panik dan harga saham jatuh, itulah saat terbaik untuk membeli aset berkualitas dengan harga murah.

Buffett percaya pada investasi dengan fokus pada prospek jangka panjang dan mengabaikan fluktuasi pasar jangka pendek. Ia juga menyarankan untuk berinvestasi di bisnis yang kokoh secara fundamental bahkan bisa dijalankan oleh orang yang tidak terlalu cakap.

“Tertarik pada perusahaan yang telah menguasai pasar tertentu atau yang memonopoli bisnis tertentu, seperti surat kabar di kota yang tidak memiliki pesaing,” kata Buffet kepada Komisi Penyelidikan Krisis Keuangan tahun 2010. 

4. Fokus pada Investasi Jangka Panjang

Alih-alih mengejar keuntungan cepat, Buffett lebih memilih strategi investasi jangka panjang, bahkan hingga 10 tahun atau lebih. Ia percaya bahwa waktu adalah alat terbaik untuk menggandakan nilai aset. 

Buffett juga menyukai perusahaan dengan sedikit atau tanpa utang dan arus kas yang stabil. "Jika Anda mencoba menilai nilai intrinsik, semuanya berkaitan dengan arus kas. Satu-satunya alasan untuk menaruh uang pada investasi sekarang adalah karena Anda berharap mendapatkan lebih banyak uang di masa depan," katanya dalam rapat tahunan Berkshire Hathaway. 

5. Terapkan Value Investing Menggunakan Dasar yang Kuat

Buffett menilai saham berdasarkan indikator fundamental. Di antaranya adalah price to book value (PBV), yakni rasio harga terhadap nilai buku yang rendah bisa menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued. 

Kemudian pertimbangkan kesehatan keuangan karena perusahaan dengan utang yang rendah memiliki fleksibilitas operasional lebih tinggi. Terakhir adalah memiliki laba positif, sebab perusahaan yang mencatat pertumbuhan laba secara konsisten umumnya memiliki prospek harga saham yang lebih baik. 

"Kami hanya melihat laporan keuangan mereka dan heran dengan harga sahamnya yang begitu rendah," kata Buffet menyinggung keputusannya tahun 2019 untuk berinvestasi di lima perusahaan besar Jepang yang dinilai undervalued  "Seiring waktu, kekaguman kami terhadap perusahaan-perusahaan ini justru semakin besar."

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...