Usai IPO, Cipta Sarana Medika (DKHH) Fokus Benahi Layanan dan Tambah Alat Medis


PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/5). Direktur Utama DKHH Satria Muhammad Wilis menyampaikan bahwa dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) akan difokuskan untuk pengembangan rumah sakit eksisting khususnya di wilayah yang masih kekurangan akses layanan kesehatan.
“Tujuan kami adalah membangun layanan kesehatan yang setara, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan fasilitas kesehatan,” ujar Satria saat ditemui di Main Hall BEI usai pembukaan pencatatan perdana saham, Kamis (8/5).
Emiten kesehatan ini juga tidak ada rencana untuk mengakuisisi rumah sakit baru dalam waktu dekat. Perseroan akan memprioritaskan pengembangan fasilitas yang sudah ada, dimulai dari Rumah Sakit di Cibadak dan Sukabumi.
Menurut Satria, dana IPO yang diperoleh sebesar Rp 69 miliar akan dialokasikan untuk pembangunan gedung baru yang akan menjadi pusat unggulan (Center of Excellence) pertama perusahaan.
Strategi Ekspansi Bertahap
Dalam pernyataannya, Satria mengatakan dalam jangka menengah, DKHH akan mengusung strategi pengembangan berbasis clustering. Dalam rencana ini satu klaster akan terdiri dari tiga rumah sakit yang dikelola secara terpadu di satu wilayah.
Setelah Cibadak, rencana ekspansi selanjutnya akan dilakukan di wilayah Bogor dan Ciawi. “Konsep clustering ini bertujuan untuk efisiensi tenaga medis, pengelolaan, dan penggunaan sumber daya,” ucapnya.
Pengembangan tahap awal akan mencakup satu rumah sakit tambahan di Bogor pada tahun ini. Ia mengatakan bahwa pembangunan tersebut bukan menggunakan dana IPO. Pendanaannya bisa dari pinjaman perbankan atau aksi korporasi lainnya dengan persetujuan komisaris dan pemegang saham.
Saat ini, rumah sakit yang berada di bawah naungan DKHH memiliki total kapasitas 387 tempat tidur dengan tingkat hunian (occupancy rate) mencapai 94-95%. Karena telah melewati ambang batas efisiensi 85%, perusahaan berencana menambah 25 tempat tidur, sehingga kapasitas akan meningkat menjadi 412 tempat tidur pada Agustus 2025.
Kinerja Keuangan Kuartal Pertama 2025
Dari sisi kinerja keuangan, DKHH menargetkan pendapatan sebesar Rp 165 miliar pada tahun 2025, dengan margin EBITDA di kisaran 17,2% dan laba bersih sebesar Rp 8,2 miliar. Angka ini meningkat 191% dibanding laba bersih tahun 2024 yang tercatat Rp 2,3 miliar dengan pendapatan Rp 138 miliar.
“Alhamdulillah tim kami solid. Dengan pengawasan dari komisaris dan manajemen yang disiplin, kami optimistis bisa mencapai target ini secara bertahap,” kata Direktur Keuangan DKHH, Octeen Soehadi.
Untuk kuartal pertama 2025, pendapatan mencapai Rp 36,5 miliar, naik 1,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. EBITDA tercatat Rp 2,1 miliar, meningkat 15,6%, dan laba bersih mencapai Rp 400 juta, atau naik 46% secara tahunan.
Selain itu DKHH juga tengah melakukan renovasi kamar rawat inap agar sesuai dengan standar KRIS (Kamar Rawat Inap Standar) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2024. Renovasi ini ditargetkan rampung pada 15 Mei 2025. “Langkah ini diambil agar kami dapat mengikuti ketentuan BPJS dan meningkatkan kualitas pelayanan,” jelasnya.