Fore Coffee (FORE) Resmi IPO, Harga Saham Melesat 34% Sentuh Batas Atas (ARA)


PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (14/4). Perusahaan menjadi emiten ke-12 di bursa pada tahun ini dan menunjuk Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.
Pada debut perdananya, saham FORE menyentuh batas tertinggi atau auto reject atas (ARA) dengan naik 34,04% ke level Rp 252 per lembar. Pada pukul 09.08 WIB, volume saham yang diperdagangkan tercatat 13,25 juta dengan nilai transaksinya Rp 73,34 miliar.
Kemudian frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.851 kali. Adapun kapitalisasi pasar Fore Coffee pagi ini senilai Rp 2,25 triliun.
Tak hanya itu, Fore Coffee kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 investor. Oversubscribe dalam pasar saham merujuk pada situasi ketika jumlah permintaan saham lebih banyak (over) daripada jumlah saham yang ditawarkan saat IPO.
Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 188 per saham. Lewat IPO Fore Coffee menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham ke publik atau setara 21,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan skema ini, Fore Coffee berpotensi meraup dana segar hingga Rp 353,44 miliar. Dalam aksi korporasi ini, Fore menggandeng Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Komisaris Utama Fore Coffee, Wilson Cuaca, menyampaikan bahwa perusahaan tidak terdampak oleh ketegangan perang dagang yang tengah berlangsung. Ia menyebut di tengah gejolak pasar, perusahaan perlu untuk tetap percaya diri dan menjadi contoh yang menginspirasi.
Selain itu, menurutnya Fore Coffee memiliki keunikan tersendiri karena mengusung konsep dan budaya kopi lokal yang dijalankan oleh tim manajemen lokal. Selain itu, Fore juga mengandalkan produk-produk minuman berbahan dasar lokal sebagai bagian dari identitas Fore Indonesia.
“Visi Fore Kopi Indonesia adalah membuat Indonesia bangga,” kata Wilson di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4).
Rencana Penggunaan Dana IPO FORE
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham (IPO), setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan operasional. Sekitar 76% dana akan dialokasikan untuk membuka 140 outlet baru di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Ekspansi ini akan dilakukan secara bertahap pada 2025-2026, mencakup biaya renovasi serta pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet.
Sebanyak 18% dana IPO akan digunakan untuk setoran modal kepada CFI, yang selanjutnya akan membuka 30 outlet tambahan hingga 2027. Sedangkan sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk pembelian bahan baku seperti biji kopi, susu, dan sirup, serta biaya operasional seperti sewa outlet, listrik, dan internet.
Fore Coffee merinci rencana penggunaan dana hasil IPO untuk tiga kebutuhan utama. Sekitar Rp 275 miliar akan dialokasikan guna memperluas jaringan gerai kopi, dengan target pembangunan 140 outlet baru di seluruh Indonesia dalam dua tahun ke depan.
Selain itu, sekitar Rp 60 miliar akan digunakan untuk ekspansi bisnis melalui pembukaan outlet donat oleh anak usahanya. Sementara sisanya, sebesar Rp 18,44 miliar, akan dimanfaatkan sebagai modal kerja guna mendukung operasional perusahaan.
Setelah melantai di bursa, manajemen FORE berkomitmen untuk membagikan dividen minimal 40% dari laba bersih setelah pajak kepada pemegang saham. Pembagian dividen ini akan dilakukan jika seluruh syarat sesuai UUPPSK telah terpenuhi, dengan tetap mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan serta keputusan RUPS sesuai Anggaran Dasar.