Lippo Karawaci Tuntaskan Penjualan Bowsprit dan First REIT Rp 2,2 T

Image title
27 Oktober 2018, 09:41
Lippo
Donang Wahyu | Katadata

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menuntaskan penjualan 100% saham Bowsprit Capital Corporation Limited dan 83,59 juta unit First REIT senilai SGD 201,53 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Penjualan aset ini dilakukan untuk memperkuat posisi keuangan dan meningkatkan arus kas (cashflow) perusahaan.

Berdasarkan Conditional Share and Purchase Agreement 18 September 2018, Lippo Karawaci melalui anak usahanya LK REIT Management Pte Ltd menjual 1 juta saham atau 100% saham Bowsprit Capital Corporation Limited kepada OUE Limited dan OUE Lippo Healthcare Limited seharga SGD 98,88 juta atau Rp 1,08 triliun. Bowsprit adalah perusahaan manajemen investasi milik Grup Lippo yang mengelola First REIT di Singapura. Adapun OUE Ltd dan OUE Lippo Healthcare Ltd adalah perusahaan afiliasi Grup Lippo yang didirikan di Singapura.

Selain itu, Bridgewater International Limited (BIL), anak usaha Lippo Karawaci yang didirikan di Seychelles, juga menjual 83,59 juta unit First REIT kepada OLH Healthcare Investments Pte Ltd (OLH) senilai SGD 102,65 juta atau Rp 1,13 triliun. OLH juga merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Lippo dan terdaftar di Singapura. Transaksi itu dilaksanakan berdasarkan Conditional Unit Purchase Agreement yang ditandatangani pihak penjual dan pembeli pada 18 September 2018.

"Hasil pelaksanaan transaksi akan digunakan perseroan, antara lain untuk rencana penyertaan pada portofolio investasi lainnya dan mengurangi pinjaman pada perseroan dan anak perseroan," kata Manajemen Lippo Karawaci dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/10) malam. Dalam kedua transaksi tersebut, Lippo Karawaci bertindak sebagai penjamin.

Kantor Jasa Penilai Publik Jennywati, Kusnanto, dan Rekan (KJPP JKR) yang menjadi penilai independen untuk transaksi afiliasi ini, mengatakan pihaknya menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flow) terhadap kinerja dan operasional Bowsprit. "Penilaian didasarkan pada analisis internal dan eksternal," kata KJPP Jennywati, Kusnanto, dan Rekan.

Analisis internal berdasarkan data yang disediakan manajemen, analisis historis atas laporan keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, kondisi operasi dan manajemen, serta sumber daya Bowsprit. Prospek Bowsprit di masa depan dianalisis berdasarkan proyeksi laporan keuangan yang diberikan manajemen. Berdasarkan analisis tersebut, KJPP JKR menetapkan nilai pasar wajar Bowsprit adalah SGD 97,07 juta.

Untuk transaksi penjualan 83,59 juta unit First REIT kepada OLH, KJPP menganalisisi laporan keuangan konsolidasian Lippo Karawaci sebelum dan setelah rencana transaksi disusun. "Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang perlu KJPP JKR lakukan terhadap target kinerja perseroan," tulis KJPP JKR. Setelah melakukan analisis rencana transaksi, analisis kualitatif dan kuantitatif atas rencana transaksi, dan analisis kewajaran rencana transaksi, KJPP JKR menilai rencana transaksi ini wajar.

(Baca: Jual Saham Pengembang Meikarta, Lippo Cikarang Raup Rp 2,35 Triliun)

Likuiditas Melemah

Sebelumnya, Moody's Investor Service memangkas peringkat utang Lippo Karawaci dari B2 menjadi B3 pada 18 September lalu. Lembaga pemeringkat itu juga merevisi prospek (outlook) perusahaan dari stabil menjadi negatif.

Menurut Wakil Presiden dan Analis Senior Mood's Jacintha Poh, penurunan peringkat utang itu mencerminkan ekspektasi Moody's terhadap pelemahan arus kas perseroan dalam 12-18 bulan ke depan. "Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban utangnya akan tergantung pada kemampuannya mengeksekusi penjualan aset," ujar Poh dalam siaran pers.

Penjualan saham Bowsprit dan unit First REIT kepada perusahaan afiliasi dinilai tidak akan mengatasi pelemahan arus kas operasi Lippo Karawaci. Menurut hitungan Moody's, posisi kas perusahaan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga September 2019. Hal ini berdasarkan proyeksi tingkat penggunaan kas (cash-burn) sebesar Rp 1,1 triliun pada 2018 dan Rp 1,3 triliun pada 2019. Poh mengatakan, Lippo Karawaci juga menghadapi risiko refinancing karena likuiditas perusahaan tidak mencukupi untuk membayar utang jatuh tempo pada 2022 dan 2026 senilai total US$ 835 juta. 

Berdasarkan laporan keuangan Lippo Karawaci per 30 Juni 2018, posisi kas dan setara kas mencapai Rp 2,12 triliun. Angka ini turun jika dibandingkan posisi akhir 2017 sebesar Rp 2,54 triliun. Sementara itu, perusahaan memiliki liabilitas jangka pendek Rp 7,78 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 18,02 triliun.

(Baca: Lippo Sudah Alihkan 49,9% Saham Meikarta ke Perusahaan Luar Negeri)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...