Demi Meikarta Fase 1 Selesai Tahun Ini, Lippo CIkarang Akan Jual Saham
PT Lippo Cikarang Tbk menargetkan tahap pertama pembangunan megaproyek Meikarta rampung akhir tahun ini. Pembangunan tersebut terdiri dari 28 tower di atas lahan seluas 84 hektare.
Direktur Lippo Cikarang Hong Kah Jin mengatakan, perusahaan akan melakukan aksi korporasi demi mendapatkan dana untuk menggenjot pembangunan. Salah satunya, dengan cara menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias right issue dengan nilai maksimal US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,81 triliun (kurs: Rp 14.050 per dolar AS).
Hong Kah Jin menyebut akan menggunakan seluruh dana dari aksi korporasi tersebut untuk menyuntikan modal ke pembangunan proyek Meikarta. "Dengan perolehan dana, kami akan push proyeknya selesai lebih cepat," kata Hong Kah Jin ketika ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (18/4).
(Baca: Lippo Karawaci Bidik Pendanaan Rp 14,5 T, Salah Satunya untuk Meikarta)
Sayangnya, dia belum bisa menjabarkan berapa jumlah saham baru yang bakal diterbitkan melalui rights issue. Dia hanya menyebut, seluruh saham yang akan diterbitkan memiliki nominal Rp 500 per saham. "Kami akan melakukan pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secepatnya," ujarnya.
Dalam rapat tersebut, perusahaan mengantongi izin pemegang saham untuk melakukan rights issue dan tidak membagikan dividen dari laba bersih perusahaan 2018 senilai Rp 2,15 triliun. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan keberlanjutan pembangunan proyek Meikarta.
Hong Kah Jin mengatakan, perusahaan berkode efek LPCK itu belum bisa menargetkan jumlah unit di Meikarta yang bakal diserahterimakan tahun ini. Dia hanya memastikan, proses serah terima sudah berjalan sejak Maret 2019 lalu. "Perkiraan serah terima melihat hasil rights issue dulu. Triwulan ketiga 2019 rencananya (rights issue)," kata Hong Kah Jin.
(Baca: Meikarta Paling Banyak Dilaporkan Konsumen Terkait Sengketa Properti)
Demi Meikarta, induk usaha Lippo Cikarang, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga akan menyuntikan modal melalui rights issue tersebut. Lippo Karawaci sedang mencari pendanaan senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun sebagai bagian dari rencana transformasi.
Untuk memenuhi pendanaan tersebut, sang induk akan menambah modal dengan melakukan rights issue dengan target dana US$ 730 juta (Rp 10,6 triliun). Sisanya, melalui divestasi aset dengan target dana US$ 280 juta (Rp 4,1 triliun).
(Baca: Langkah Pamungkas Grup Lippo Keluar dari Masalah Utang dan Likuiditas)