Nara Hotel, Perusahaan dengan Lonjakan Aset 821% yang Tertunda IPO

Ihya Ulum Aldin
Oleh Ihya Ulum Aldin - Happy Fajrian
7 Februari 2020, 17:42
hotel nara international, bursa efek indonesia, ipo, pencatatan saham
www.narahotelsinternational.com
Hotel Tijili Benoa, salah satu hotel milik PT Nara Hotel International. BEI menunda pencatatan saham Nara Hotel International atas laporan kecurangan pencatatan aset perusahaan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Nara Hotel International Tbk (NARA) tengah menjadi sorotan karena Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menunda pencatatan saham perdananya (initial public offering/IPO) yang dijadwalkan hari ini, Jumat (7/2).

Penundaan IPO Nara Hotel dilatarbelakangi laporan adanya kecurangan dalam pencatatan aset perusahaan yang didapat BEI dari pemegang saham. Selain itu, calon investor juga mengeluhkan adanya ketidakadilan penjatahan saham pada masa penawaran umum saham (pooling).

Berdasarkan prospektus IPO, Nara Hotel International merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi pariwisata berupa jasa manajemen hotel. Beberapa hotel yang dikelola perusahaan antara lain Tijili Hotel Benoa, Tijili Hotel Seminyak, Tijili Lodge, The Shadow Canggu, The Atuh Nusa Penida, dan The Tamora Canggu.

Nara merupakan perusahaan yang relatif baru berdiri, yakni pada Desember 2016. Pada tahun pertamanya beroperasi penuh, perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 361,58 juta per Desember 2017. Pada periode tersebut perusahaan membukukan pendapatan Rp 3,28 miliar dan biaya Rp 3,72 miliar.

(Baca: Pertama Kali, BEI Tunda IPO Nara Hotel karena Diduga Gelembungkan Aset)

Namun kinerjanya berbalik arah setahun kemudian dengan catatan laba bersih sebesar Rp 2,26 miliar, berkat pendapatan yang melejit menjadi Rp 8,1 miliar atau naik hingga 146,79% dalam setahun. Sedangkan bebannya hanya naik 35,83% menjadi Rp 5,05 miliar.

Sedangkan pada 2019, dalam tujuh bulan periode tahun lalu, perusahaan telah melampaui catatan kinerja setahun penuh 2018. Laba bersih per Juli 2019 tercatat mencapai Rp 2,87 miliar berkat pendapatan yang melejit hingga 210,43% menjadi Rp 7,08 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,28 miliar.

Sementara itu total aset perusahaan pada tahun pertamanya beroperasi penuh mencapai Rp 1,25 miliar, kemudian naik menjadi Rp 9,61 miliar pada 2018, dan meroket menjadi Rp 88,50 miliar per Juli 2019. Artinya, dalam periode 7 bulan berjalan di 2019, total aset perusahaan meroket hingga 821,09%.

Namun lonjakan total aset yang luar biasa inilah yang menjadi penyebab ditundanya pencatatan saham Nara Hotel. "Sedang kami selidiki bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi di gedung BEI pagi ini.

(Baca: BEI: 29 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas dari Sektor Properti)

Adapun berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 11 September 2019, saham Nara Hotel dimiliki oleh PT Omni Multi Artha sebesar 70% dan PT Caesar Indah Manajemen sebesar 30%. Namun sebelumnya beberapa pihak sempat menjadi pemegang saham di antaranya Raharjo Sapto Ajie Sumargo, Adrianus Daniel Sulaiman, Elisa Sumargo, dan Meilani.

Keempat orang ini merupakan pendiri Nara Hotel. Berdasarkan akta pendirian perusahaan, Raharjo Sapto Ajie Sumargo menguasai saham sebesar 87,5%, Adrianus Daniel Sulaiman dan Elisa Sumargo masing-masing 5%, dan Meilani 2,5%.

Raharjo Sapto Ajie Sumargo merupakan co-founder dan Chairman Aladdin Street Dot Com Indonesia yang merupakan perusahaan e-commerce penjual produk halal. Adapun Aladdin Street.com Indonesia merupakan bagian dari Aladdin Group yang berbasis di Malaysia.

Sedangkan Adrianus Daniel Sulaiman saat ini menjabat sebagai direktur utama perusahaan bersama Yudhistira Putra Sakti sebagai wakil direktur, Endy Kusumo sebagai direktur, Francis Maria Caesar Dick (direktur), dan Muliaman Kamal (direktur).

Kemudian pada jajaran komisaris, Anak Agung Ngurah Oka Swardipa bertindak sebagai komisaris utama, Adolf Chien Fay Lim sebagai komisaris, dan Hamdi Hassyarbaini sebagai komisari independen.

(Baca: Saham Blue Chip Rontok, Karena Penyelesaian Pembubaran Reksa Dana?)

Rencana IPO Nara Hotel International

Adapun dalam rencana IPO, Nara Hotel melepas 2 miliar sham baru atau setara 20% dari total saham. Saham tersebut ditawarkan ke publik pada harga Rp 101 per unitnya. Sehingga dari aksi korporasi ini perusahaan akan meraup dana segar Rp 202 miliar.

Secara bersamaan, Nara Hotel juga memberikan pemanis dengan menerbitkan sebanyak 2,8 miliar Waran Seri I yang menyertai saham baru tersebut atau sebanyak 35% dari total jumlah saham saat penyertaan pendaftaran IPO.

Ketika IPO rampung, saham milik Caesar Indah Manajemen bakal terdelusi menjadi 24%, sedangkan saham milik Omni Multi Artha terdelusi menjadi 56%.

Perusahaan akan menggunakan 45% dana dari IPO untuk membangun hotel di Nusa Peninda, Bali, seluas lebih kurang 9.200 meter persegi. Pembangunan hotel yang direncanakan dimulai semester ini, diperkirakan memakan dana sebesar Rp 112,5 miliar.

(Baca: Transaksi di Bursa Saham Anjlok 20%, Diduga Terkait Pemblokiran Bandar)

Kemudian 15% dana hasil IPO akan digunakan untuk melakukan pembangunan day club di lokasi yang sama, dengan luas bangunan sekitar 4.062 meter persegi. Dana yang dibutuhkan untuk membangun day club ini diperkirakan mencapai Rp 37,5 miliar.

Perusahaan juga akan membangun water park atau wahana air di tanah seluas 5.645 meter persegi, dan telah mengalokasikan 12,5% dana hasil IPO untuk rencana ini. Perkiraan dana yang dibutuhkan untuk membangun kawasan water park tersebut sebesar Rp 32,25 miliar.

Kemudian 10% dari dana IPO akan digunakan untuk membangun area komersial seluas 8.450 meter persegi yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 25 miliar. Serta 10% untuk membeli tanah seluas 21.725 meter persegi di Nusa Penida, Bali yang akan digunakan untuk memperluas wilayah hotel.

Sisanya, sekitar 7,5% dari total dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan. Begitu pula dengan dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan untuk modal kerja.

(Baca: IHSG Sesi I Naik 0,15% ke 5.996,29 di Tengah Bursa Asia yang Memerah)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...